Saat ini, makin banyak pihak yang menilai pentingnya social medias atau media sosial. Maka kemudian banyak brand, perusahaan, instansi, media, dan sebagainya yang membuat akun media sosial resmi. Tujuannya tentu untuk berinteraksi dengan masyarakat lewat medium baru ini.
Lalu muncullah akun twitter atau facebook Page berbagai institusi, antara lain: merek A, instansi B, atau perusahaan C, media D, partai E, dan lain sebagainya. Akun ini kemudian menjadi sumber informasi dan representasi mereka di media sosial.
Di balik akun media sosial semacam itu tentu ada orang yang menjalankannya. Mereka yang menjalankan akun ini biasa dikenal sebagai administrator atau admin. Atau dalam bahasa gaul juga disebut mimin. Mereka inilah yang menjalankan akun tersebut, mulai dari mengupdate status, sampai menjawab masukan atau mention.
Admin ini bisa seseorang atau beberapa orang. Bisa merupakan orang dalam institusi terkait atau orang luar (konsultan) yang disewa untuk memenej akun itu. Tugas mereka sangat penting karena terkait dengan citra lembaga yang diwakili. Di sini admin dituntut untuk tidak melakukan kesalahan sekecil apapun. Sebab kesalahan admin akan menjelma menjadi kesalahan lembaga yang diwakili akun tersebut.
Kesalahan admin yang mengelola akun ini sering terjadi. Biasanya ini karena admin salah tempat saat akan update status. Yang sering terjadi adalah admin yang akan ngetwit di akun pribadinya, tapi salah akun dan masuk ke akun twitter lembaga yang dikelolanya. Kalau sudah begini, maka akan membuat gempar.
Contoh terbaru adalah kasus twit @IntisariOnline. Tiba-tiba majalah terbitan kelompok Kompas Gramedia ini mengeluarkan twit yang sangat mengejutkan:
“Lady Gaga gak perlu dateng. Setan di Indo banyak, gak perl ditambahin satu lg iblis wanita kyk die *cuih”
Kontan twit tadi bikin gempar. Meski banyak yang menyadari itu kesalahan admin dan menanyakan kok bisa admin lalai ngetwit begitu, namun tak sedikit yang tak terima. Banyak fans Lady Gaga yang berang dan menyerang @IntisariOnline. Sampai-sampai @IntisariOnline harus meminta maaf berkali-kali.
Tak hanya itu kemudian @IntisariOnline juga mempersilahkan twips untuk menumpahkan kejengkelan pada adminnya yaitu @jeffreysatria. @jeffreysatria sendiri juga berkali-kali meminta maaf atas kesalahannya tersebut. Dia menjelaskan bahwa twit itu harusnya di twit di akun pribadinya, bukan di akun Intisari.
Kasus seperti ini bukan sekali ini saja terjadi. Pernah juga Pendiri dan Pemred Detik.com Budiono Darsono (@budionodarsono) salah ngetwit di akun @detikcom. Twit itu diketahui twit Budiono karena mirip twit di timeline Budiono yang saat itu sedang membahas “es cring cring”. Selain itu, juga banyak lagi kasus-kasus admin salah akun selama ini. Bedanya, ada yang ketahuan, ada yang tidak, ada yang jadi heboh, ada yang tidak.
Penyebab salah akun ini macam-macam. Yang biasa terjadi adalah karena admin memakai aplikasi tweetdeck. Tweetdeck ini memang membantu tugas admin yang memegang banyak akun. Mudah switch akun. Namun kelemahannya jika tidak hati-hati bisa posting twit yang sama di banyak akun.
Selain tweetdeck atau aplikasi sejenis, salah akun juga terjadi karena admin tidak teliti. Misalnya tidak sadar bahwa twitternya masih log in dengan akun lembaga, bukan akun pribadinya. Lalu dia ngetwit dikira itu akun pribadinya dan biasanya baru sadar setelah twit itu terposting dan dibaca atau diprotes banyak orang.
Banyak pelajaran yang bisa diambil dari kasus admin salah akun ini. Di sini menjadi jelas bahwa tugas admin ini terlihat sepele namun sebenarnya penting. Salah sedikit, nama institusi yang terseret. Karena itu, institusi harus lebih selektif memilih admin untuk mengelola akun resmi. Para admin juga harus lebih hati-hati dalam bekerja. Sebelum ngetwit, harus rajin mengecek dulu apakah ini di akun pribadi atau institusi.
Disiplin teliti sebelum memakai akun ini sangat penting bagi admin. Jika perlu memakai gadget berbeda untuk akun pribadi dan institusi. Intinya sih harus hati-hati agar tidak salah akun. Namun jika sedang sial dan hal itu tetap terjadi, tidak ada jalan lain selain minta maaf dan membuat klarifikasi.
Informasi yang menarik nih,
Sebenarnya tidak hanya tweetdeck mas, tapi banyak aplikasi serupa, macam hootsuite, socialscope, gravity, dan lain2.
Kesalahan bisa di admin, atau aplikasinya. Saya pernah mengalami juga soalnya. Meski tidak fatal.
Memang sudah resiko untuk bidang pekerjaan ini. 🙂
bener mas mahadarma, bukan hanya tweetdeck, makanya sy tulis dan sebagainya.. tapi pengalaman dr banyak temen saya yg sering salah akun rata2 pake itu hihi.. bener banget ini resiko jadi admin..
Wowww….xixixi jadi malu, saya juga pernah salah pake akun. Semestinya tweet pake yang personal malah pake yg khusus blogging :P, tapi biasanya kalo sudah seperti itu lebih disebabkan lelah, jenuh, bin penat.
Waduh, memang kesalahan seperti itu fatal banget akibatnya. Tapi, aku jadi sedikit tertawa geli akan hal ini mas. Yah, namanya juga manusia yg bisa khilaf XD
Haha.. Nglindur Kalee… kwakwakwa….
capek juga lo mas jadi admin.
🙂
Hihihi… ini kerap saya alami pas ngtwit pake akun kantor :p
mungkin dia lupa log out tapi meskipun dia mnulis di akun pribadinya terlihat jelas kata2nya krg sopan.
harusnya, di pc terinstall lebih dari 2 browser. dimaksudkan, untuk akun Intisari, menggunakan Firefox, sedangkan untuk akun lain, menggunakan Google Chrome, lainnya lagi pake Opera atau Safari.
itulah akibatnya kalo cuma mengandalkan 1 jenis browser aja dalam browsing internet.
Pingback: Admin Tak Sadar Akun | Duniadian