
Pernah ada yang tanya; bolehkah kita mengganti warangka keris pusaka lama dengan warangka baru? Atau sebaiknya dibiarkan saja si pusaka dengan warangka aslinya?
Menurut saya boleh-boleh saja dan tidak ada masalah. Apalagi jika warangka asli kondisinya sudah tidak layak atau kurang bagus.
Saya sendiri kerap menyandangi ulang keris dengan warangka atau sandangan baru yang lebih bagus. Bahkan saya sering beli keris wilahnya saja, karena kurang sreg dengan sandangan bawaan, lalu saya buatkan baju baru dengan bahan yang saya suka dan bagus menurut selera dan kemampuan saya.
Keris di foto adalah contohnya. Saya dulu mendapatkan Keris Sengkelat ini dalam kondisi warangkanya sudah kurang bagus. Lalu saya ganti baju baru. Bahkan sudah empat kali ganti baju hehe
Nah sekarang tampaknya sudah pas. Pake warangka kendit, deder putri kinurung, pendok slorok perak tatahan bolak balik, dan mendak perak rujakwuni.
Praktek memberi baju baru pada pusaka lama, khususnya keris juga biasa dilakukan leluhur kita. Lihat saja keris Majapahit yang masih ada, kebanyakan sudah memakai warangka gaya Yogya atau Solo, ada juga yang pakai warangka luar Jawa.
Satu wilah keris dalam perjalanannya bahkan bisa berkali-kali ganti baju. Contoh keris Kanjeng Kiai Bontit milik Sunan Bonang. Saat baru selesai dibuat kemungkinan keris Tuban ini berbaju ala pesisiran. Lalu setelah diboyong dari Tuban ke Mataram, kemungkinan juga ganti sandangan Mataram. Sampai akhirnya saat ini memakai sandangan Ladrang Solo, karena keris ini akhirnya jadi pusaka Keraton Surakarta.
Pernah ada juga sebuah keris sepuh Surakarta yang diganti sandangannya. Padahal sandangan bawaannya sangat bagus: ladrang cendana wangi dengan pendok dan perabot alusan lainnya. Rupanya pemilik baru keris ingin menyandangi dengan sandangan Yogya. Hal sebaliknya juga biasa terjadi.
Maka memberi baju baru pada pusaka lama secara prinsip memang tidak ada masalah. Karena sejatinya baju atau warangka adalah abdinya bilah. Bilah di sini adalah yang utama
Meski zaman sekarang terkadang sandangan nilainya lebih tinggi dari bilahnya karena faktor bahan, kelangkaan, dan lain sebagainya. Sandangan bahan bagus dan garap halus bahkan lebih mahal dari keris baru dengan garap bagus. Jadi jangan pandang remeh sandangan baru.
Tentu ada hal yang perlu diperhatikan saat memutuskan memberi baju baru pada keris. Misalnya saja jangan malah diganti dengan sandangan yang lebih jelek. Karena sejatinya menyandangi keris adalah bentuk memulyakan atau menghargai pusaka warisan leluhur.
Selain itu keserasian antara sandangan dengan bilah juga perlu diperhatikan. Juga pakem, seumpama menyandanginya dengan gaya sandangan keris tertentu.
Aktivitas memberi baju baru buat keris pusaka lama ini bagi saya juga mengasyikkan. Asik berburu warangkanya, hulunya, mendaknya, pendoknya, dan lain sebagainya.
Lebih dari itu, ini juga merupakan upaya pelestarian. Karena mranggi warangka dan pengrajin logamnya, juga profesi terkait lainnya, juga butuh orderan untuk bertahan menekuni seni tradisi ini.