Bersepeda di Hutan UI Dihalang-halangi?

Minggu pagi itu cuaca begitu cerah. Seperti biasa, minggu pagi adalah waktu saya untuk bersepeda. Maka saya segera menggowes sepeda ke Hutan UI. Sudah lama saya tidak main ke sana. Setelah menggowes sekitar 8 KM dari Pasar Minggu akhirnya sampai juga saya ke Kampus UI yang ada di Kawasan Depok.

Saya langsung menuju ke lokasi saya biasa bermain sepeda yaitu di Hutan UI di depan Fakultas Teknik. Di sini ada track off road untuk bermain sepeda gunung atau MTB baik cross country (XC) maupun Free Ride (FR). Sesampainya di depan track yang terkenal becek dan licin ini, saya langsung nongkrong bersama dengan teman-teman saya yang biasa bermain di sana dan beberapa pesepeda yang tidak saya kenal.

Saat duduk ngobrol sambil sarapan ketupat sayur, saya perhatikan ada yang tidak biasa dengan track ini. Di depan pintu masuk track, terlihat sebuah batang pohon melintang. Karena lumayan besar dan melintang di track, maka pohon ini cukup mengganggu mereka yang mau masuk track. Para pesepeda terpaksa harus menggotong sepedanya untuk masuk track.

Saya bertanya pada teman-teman saya apakah sudah lama pohon itu tumbang di sana. Mereka menjawab belum lama, dan mereka mengatakan pohon itu bukan tumbang, melainkan diduga sengaja ditumbangkan untuk menutup track. Lalu saya mendekati pohon itu, mengamatinya dan memang terlihat bahwa pohon besar itu sengaja di tebang dan diposisikan melintang menutupi track.

terlihat sengaja dipotong

Rupanya bukan cuma satu pohon yang diduga sengaja ditumbangkan untuk menutup track di track Hutan UI. Di dalam juga banyak pohon yang diposisikan seperti itu. Awalnya para pesepeda mengira itu pohon tumbang biasa. Tapi lama-lama kesan itu pohon untuk menutup track makin jelas terlihat. Hal ini membuat banyak pesepeda menjadi kesal. Bahkan ada cerita seorang pesepeda terpaksa jungkir balik karena saat asik di turunan tiba-tiba di depannya ada pohon melintang dan gubrak..jatuhlah dia menabrak pohon itu.

Sumpah serapah para pesepeda menghiasi pagi itu saat mendapati pohon yang melintang tersebut. Beberapa menyumpahi pihak UI yang diduga sengaja menebang pohon itu untuk menutup track. Memang dugaan itu masuk akal. Siapa yang berani menebang pohon di Hutan UI kalau bukan pihak UI. Apalagi dari cerita teman-teman pesepeda, pihak UI tidak suka terhadap kegiatan di Track Hutan UI. Kabarnya ada pihak yang menawarkan merawat track secara sukarela tapi justru tidak diizinkan.

Saya sendiri ikut kesal dengan kondisi pagi itu. Saya berfikir mengapa pihak UI seperti menghalang-halangi para pesepeda offroad. Bukankah selama ini mereka dan track Hutan UI ikut berkontribusi, sekecil apapun, dalam ikut mengenalkan nama UI. Track Hutan UI ini telah banyak membuat UI dipuji di kalangan pesepeda, sebagai kampus yang memiliki track sepeda offroad. Ini juga yang membuat UI dikunjungi banyak pesepeda tiap minggunya. Track ini juga disukuri warga sekitar karena memberikan peluang usaha berjualan makanan dan minuman setiap minggu.

Selain itu, para pesepeda ini tidak merusak Hutan UI, apalagi nama baik UI sebagai lembaga pendidikan. Aktivitas bersepeda di dalam Hutan UI tidak merusak pohon-pohon di dalamnya. Jadi kenapa harus dilarang atau dihalang-halangi? Yang harus diperangi harusnya kegiatan lain di dalam Hutan UI seperti para pemancing yang membawa motor masuk ke Hutan dan mengambil ikan-ikan di danau UI. Sedangkan pesepeda tidak mengambil apa-apa.

contoh bagian lain track ada rintangan serupa

Atau seharusnya UI memerangi para ABG yang masuk ke Hutan UI untuk pacaran, bahkan seringkali melakukan tindakan mesum mulai dari ciuman sampai bersetubuh. Kegiatan ini sudah jadi rahasia umum dan membuat nama Hutan UI menjadi terkenal, tentu dalam nuansa negatif. Nah, justru setelah banyak pesepeda di dalam Hutan UI, pasangan ABG mesum ini sering kepergok pesepeda. Saya sendiri pernah memergoki dua kali. Meski tak ada data akurat, tapi terlihat aktivitas ABG mesum ini berkurang setelah banyak pesepeda masuk hutan.

Jika demikian, saya jadi bertanya mengapa bersepeda di dalam Hutan UI jadi terkesan dihalang-halangi? Jika keberatan karena pesepeda offroad ini dinilai tidak menguntungkan UI, ini jelas pemikiran yang salah. Jika pejabat atau siapa saja yang berwenang di UI cerdas, track Hutan UI dan para pesepeda offroad ini biasa jadi peluang yang besar. Banyak even bisa digelar di sana. Sponsor pun akan berduyun-duyun datang memberi dana, karena track ini sangat dikenal. Jika tidak tau caranya, UI bisa belajar ke pengelola Track Jalur Pipa Gas (JPG) BSD, Track Rindu Alam Puncak, dan sebagainya. Masak UI yang banyak orang pinternya tidak bisa sih.

Okelah kalau tetap mau dihalang-halangi dan dilarang, itu hak UI yang punya wilayah itu. Namun cara dengan merintangi pohon jelas salah besar. Cara merintangi seperti itu biasanya adalah larangan halus atau tersembunyi. Mungkin UI gak punya alasan untuk melarang, atau pihak pejabat yang tidak suka pesepeda di hutan takut larangannya memperburuk citra mereka. Lalu dipilihlah cara menebang pohon dan dirintangkan.

Jika benar demikian, ini tindakan yang bodoh sekali. Sebab ada dua kesalahan di sini. Melarang atau menghalang-halangi pesepeda adalah tindakan yang tidak mendukung kegiatan bersepeda yang coba digalakkan untuk bumi yang lebih hijau. Melarang pesepeda baik road maupun offroad jelas tindakan yang tidak pro hijau, tidak go green. Padahal slogan ini yang selama ini ingin dilakukan UI. Tindakan menebang pohon sembarangan jelas lebih tidak hijau lagi. Saya tidak habis pikir mengapa pohon sengaja ditebang hanya untuk membuat rintangan. Kalau mau buat rintangan kan bisa dari bambu atau sarana lain, bukan pohon yang butuh puluhan tahun untuk besar.

Kita semua tahu, pohon sangat berarti bagi kehidupan kita. Apalagi di era sekarang di mana keberadaan pohon semakin menipis. Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan bahkan mengajak setiap orang untuk menanam minimal 60 pohon untuk menggantikan oksigen dan air yang dia habiskan selama hidupnya. Dia menerangkan, setiap manusia menghabiskan 8-10 ton oksigen setiap tahun. Sementara setiap hari, manusia juga bisa menghabiskan 8-10 liter air. Ini dikatakan Pak Menteri saat menghadiri Fun Bike Kompas beberapa waktu lalu. Tindakan menebang pohon sembarangan jelas berseberangan dengan gerakan penghijauan atau gerakan menanam sejuta pohon.

Lalu mengapa pohon di Hutan UI malah ditebangi? Lalu ada teman yang berkata, mungkin itu bukan kerjaan pihak UI. Ini justru jadi aneh, jika dikatakan itu bukan kerjaan pihak pejabat UI, lalu oleh siapa? Masak UI yang ada jaringan pengamanannya tidak tahu dan diam saja saat ada orang menebang pohon di Hutannya. Menebang pohon besar bukan kerjaan yang bisa dilakukan semudah membalik telapak tangan.

Karena kesal dengan itu semua, seusai bersepeda saya posting gambar pohon dan track dan kritikan saya ke twitter. Apa yang saya dapatkan, saya justru diserang banyak orang. Ternyata mereka adalah mahasiswa UI. Sebagian saya tanggapi, sebagian saya cuekin aja. Niatan baik mengkritik untuk perbaikan malah saya malah dicap mendeskreditkan UI dan menghina UI. Kegaduhan adu argument itu bisa dicek di timeline akun twitter saya @duniadian.

Dari kesemuanya itu, saya jadi berfikir apakah benar bersepeda di Hutan UI dilarang dan dihalang-halangi? apakah UI sudah tak pro hijau? Atau salahkan saya mengkritik UI? Apalagi kritik saya bukan asal kritik, ada faktanya dan bertujuan untuk perbaikan. Sebuah kritik dari orang yang cinta UI dan merasa ikut memiliki UI karena senang bermain sepeda di sana.

Bagi yang marah pada saya karena menilai saya menghina, mendiskreditkan, dan sebagainya itu hak anda. Yang jelas bukan itu maksud saya. Mengkritik memang ada resikonya, karena atas kritik yg sama: orang cerdas menerima sebagai sarana perbaikan, orang bodoh menerima sebagai penghinaan.

15 comments
  1. Mungkin bisa di konfirmasi sama kampus UI nya Om.. sayang sekali kalo sampai dihalangi seperti itu, gowes kan buat kesehatan, hobi dan juga ikut program go green.. Salam Gowess

    • iya saya coba posting di twitter di hari minggu maksud hati dibaca orang UI untuk diklarifikasi..e..malah banyak mahasiswa UI marah-marah ama saya..ada yg nantang kelahi pula.. hadeh

  2. wew, pemikiran yang sempit kalo smp diserang n diajak gelut d twiter..terbukti isi otak anak2 ui sekarang kyk ap… Ga heran, mahasiwa ui sekarang kan cuma orang kaya, bukan orang pinter…

  3. ane pemula dlm bidang MTB. pernah sekali2 k sini. klo mnurut ane sih terserah pihak kampusnya aja. klo emang mo d tutup ya gpp. toh..itu wilayah mereka koq.

  4. Jgn2 yg suka mesum itu yg pasang barrier. Kalau saya baca tulisan Anda, wajar saja banyak anak UI yg marah krn mnrt saya tulisan Anda tendensius menyerang pihak UI. Pdhal apa benar2 iya, pihak UI yg menaruh batangan pohon itu di sana?

    Jd, krn tulisan Anda bernada menuduh atau mendakwa pihak UI yg bersalah tanpa bukti yg jelas, maka mestinya jgn kaget kalau banyak yg marah. Menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri.

    • @metty sy tidak menuduh pihak UI yg melakukan..coba baca lagi baik2.. saya kan bilang siapapun yg melakukan UI jelas punya tanggungjawab ini kan wilayahnya..
      soal bukti kan ada fotonya..
      soal peribahasa anda itu tidak tepat untuk saya..coba anda cari lagi apa artinya peribahasa itu.
      oh ya tulisan ini juga sekedar mewakili anak2 yg hari minggu kemaren merasa terganggu..

      btw thx atas kritiknya untuk saya..terimakasih sekali 🙂

      @ekoprobo iya pak info terakhir katanya u menghalangi motorcros../motor kalau bener..itu tetep salah.. harusnya jangan menebang pohon yang sudah langka..pakai sj bambu atau sarana lain.bkn pohon yg tumbuhnya butuh waktu puluhan tahun

      @bram setuju om.. makanya saya tulis kalau UI mau menutup atau melarang itu hak mereka..tp yg saya permasalahkan adalah penebangan pohonnya.. kalau mau melarang larang saja atau beri barikade dengan bambu atau sarana lain..jangan pohon yg untuk tumbuh butuh puluhan tahun..

  5. Tenang sob,…
    jalan&niat baik pasti ada solusinya…biarkan yang “terguncang” dari blog ente nanti keluar dari persembunyiannya…
    Akan semakin jelas nanti ada apa dibalik pohon telentang,….

    * Exposed terusss,…
    (izin copas)

  6. “mengerikan” jika ada yg mengaku mahasiswa UI menantang berkelahi gara gara tulisan ini. Kualitas otaknya gak sebanding sama moralnya yg “jongkok”, semoga itu oknum satu dua saja gak mencerminkan semuanya. Kritikan biasa saja, gak usah defensif destruktif begitu. Saya sendiri sih tetap setuju kebebasan menulis. Kita bukan hidup dinegeri para budak yg otaknya didengkul. Negeri bebas, siapapun bisa berkomentar, tapi diakui mmg masih ada yg merasa hidup dijaman primitif dan tdk suka org lain bicara jujur, manusia ini salah jaman krn seharusnya hidup dijaman dinosaurus.

    Soal rintangan, Saya mikir positif saja, rintangan itu mencegah ABG naik motor semakin jauh masuk kedalam berbuat mesum. Logikanya mrk naik motor bebek atau matic, maka halangan pohon dirasa efektif. Daripada membangun portal beton, mending nebang pohon. Kan mmg cara indonesia spt ini jika cari penyelesaian, semudah mungkin. Miriplah spt buat polisi tidur didalam gang, dibuat sebanyak2 nya berjarak tiap 2 meter.

  7. salam gowes mas dian…saya juga denger dari temen saya yang katannya track ui udah di rusak…kl gitu kita bikin kreatif aj mas. biarin pohon2 itu di situ tinggal kita tambahin gundukan lagi mas di batang pohonnya buat lompat2an..kan maen sepeda kita jadi tambah seru tuh mas jadi ad tantangannya juga.

  8. sekarang yg di cari adalah “JALAN KELUARNYA”. bukan pertentangan. mungkin pembaca sekalian ada masukan atau usulan,boleh di posting.
    heheheeee :))

  9. Sebagai warga depok yang udah >20th(kecil-kumisan), dan yang utama penikmat Gowess UI. Memang merasa KECEWA-HERAN dengan kejadian ini, jangan samapai saja dtutup pakai ‘pager kuning’:)

Leave a Reply to komuter Cancel reply

Your email address will not be published.