(Bukan) Twit Berbayar

Twit berbayar yang dilabeli "promoted" twitter

Di dunia pertwitteran ada yang disebut twit berbayar. Twit berbayar ini adalah twit yang dibuat bukan atas kemauan murni twips tetapi pesanan sponsor untuk mengiklankan barang, jasa, atau acara tertentu kepada followernya. Namanya twit berbayar tentu juga disertai dengan imbalan.

Twit berbayar ini sejenis iklan, atau memang iklan atau advertorial. Namun bedanya dengan iklan atau advertorial, twit berbayar ini dilakukan dengan cara diam-diam atau terselubung. Twit berbayar ini dikemas sedemikian rupa sehingga tidak tampak sebagai iklan atau pesanan sponsor.

Pelaku twit berbayar ini dikenal dengan nama buzzer. Dia bisa orang biasa sampai artis yang dipilih pemilik produk, merek, atau acara untuk menyebarkan kabar dengan bayaran tertentu. Biasanya yang dipilih atau laku jadi buzzer adalah mereka yang memiliki follower banyak atau memiliki pengaruh besar di twitter.

Bagi yang tidak jeli, twit berbayar ini tampak bukan sebagai twit pesanan, namun dipercaya merupakan twit jujur atau testimoni seseorang atau twips atas suatu produk,jasa, atau sejenisnya. Inilah yang kemudian membuat banyak orang tidak setuju dengan cara ini.

Twit berbayar yang merupakan iklan terselubung ini dinilai bisa berpotensi menyesatkan dan merugikan orang lain. Misalnya saja seorang artis dengan follower jutaan lalu memposting twit berbayar tentang shampo. Dengan cara sedemikian rupa ala twit berbayar seolah itu adalah testimoni jujur artis itu bahwa sampo itu bagus sekali.

Lalu para followernya ramai-ramai membeli bukan karena percaya sampo itu terbukti bagus. Mereka mungkin tidak tertarik mencoba jika tahu itu iklan. Sebab iklan biasa bombastis, tidak seperti testimoni non iklan yang biasanya jujur melalui pembuktian.

Atau contoh lain, sebuah akun yang membicarakan masalah kedokteran lalu membuat twit berbayar soal obat A. Tanpa tahu kalau itu iklan terselubung, follower akan berbondong-bondong membeli obat A itu karena merasa itu rekomendasi dokter, bukan iklan. Kalau jelas iklan, mereka mungkin tak akan gampang percaya, karena semua obat selalu mengaku paling manjur atau nomer satu.

Meski bagi saya twit berbayar ini tak semengganggu twit spam, namun saya berpendapat seharusnya twit berbayar ini “ditertibkan”. Maksudnya “ditertibkan” yaitu perlu dibuat lebih jujur bahwa ada muatan iklan dan pesan sponsor di dalamnya. Caranya tentu dengan membeli label bahwa itu twit berbayar. Misalnya dengan hastag #adv atau (adv), #iklan, dan sebagainya. Ini semata-mata agar tidak menyesatkan saja.

Lalu dalam diskusi di twitter, teman saya Galuh (@galoeh11) mengingatkan bahwa tidak mungkin twit berbayar mau begitu. Sebab twit berbayar yang disebar buzzer memang adalah media promo terselubung. Justru agency, PR, atau pemilik produk ingin twit itu terlihat sebagai twit biasa bukan twit bayaran.

Tujuannya apa? Seperti yang saya jelaskan tadi, untuk menarik minat lebih banyak. Karena kalau hadir secara telanjang sebagai iklan, belum tentu orang percaya. Sementara jika terlihat seolah-oleh sebuah testimoni atau ajakan biasa, orang bisa lebih percaya.

Bagi buzzer tertentu, terselubung ini mungkin juga dikehendaki. Misalnya seorang jurnalis atau aktivis yang mencitrakan diri independen biar terlihat kebal bayaran dia pakai cara ini. Iklan masuk, tanpa ada yang tahu bahwa dia menerima iklan.

Ini yang kemudian membuat orang makin muak atau jengkel. Di twitter kemudian sering ada sindiran atas twit berbayar ini. Misalnya ketika buzzer sedang ngetwit twit berbayarnya, ada yang meRT dengan menambahkan komentar berupa hastag #twitberbayar. Agar orang tahu bahwa itu twit berbayar.

Ada juga yang kemudian memakai hastag #bukantwitberbayar atau #twitsedekah ketika ngetwit testimoni kepuasan pada suatu produk namun jujur dan bukan bayaran. Ini maksudnya selain untuk membedakan dengan twit berbayar. Untuk menegaskan bahwa si twips tidak dibayar ketika ngetwit itu. Selain itu, juga untuk menyindir para pelaku twit bayaran.

Saya setuju dengan teman saya @galoeh11 bahwa tanpa dilabeli pun sebenarnya mudah diketahui mana twit berbayar dan mana yang murni testimoni. Namun perlu juga antisipasi bagi mereka yang tidak bisa membedakan hal itu dengan mudah.

Ini juga yang dilakukan media mainstream ketika membedakan mana berita dan mana advertorial. Advertorial di media mainstream semacam Koran, televisi, dan sebagainya, mirip twit berbayar. Seolah adalah berita, namun ada iklan atau pesan sponsornya. Bedanya dengan twit berbayar, advertorial jelas-jelas mencantumkan bahwa itu advertorial.

Misalnya di televisi dilabeli info bisnis, infousaha, dan sebagainya yang dipersembahkan oleh perusahaan A. Kalau di media cetak seperti Koran dan majalah, bahkan diberi tulisan advertorial atau (adv) dan font tulisannya dibedakan dengan font resmi media itu. Ini tujuannya jelas; agar publik atau orang awam tidak tersesat mana berita dan mana iklan.

Itu kan media mainstream, sedangkan twitter kan social media atau media sosial? Bagi saya sama saja. Media mainstream ada aturan begitu karena memiliki pengaruh yang besar, nah di era cyber saat ini media sosial bahkan seringkali memiliki pengaruh yang lebih besar dari media mainstream, karena itu tak ada salahnya mengadopsi aturan yang ada di sana.

TT berbayar yang dilabeli twitter

Apa salahnya sih mencantumkan #adv, promoted, dan sebagainya pada twit berbayar? Apalagi twitter memberikan teladan mengenai hal ini, lihat saja trending topic (TT) berbayar, di sana ada tulisan promoted. Ini agar membedakan mana yang pesan sponsor dengan yang benar-benar trending topic. Demikian pula denga twit berbayaran dan rekomendasi untuk follow akun tertentu. Ada yang promote dan ada yang memang direkomendasikan ke kita karena dinilai relevan.

Kalau tujuan nitip iklan ke twips dengan follower besar dengan twit berbayar adalah agar info diketahui atau dibaca banyak orang, rasanya tidak keberatan dengan label itu. Kecuali memang tujuannya untuk membuat terselubung dan menyesatkan.

Tapi ini semua cuma usulan, agar jelas mana twit berbayar dan mana yang bukan twit berbayar. Bisa diikuti bisa tidak, karena aturannya memang tidak ada. Ini soal etika saja. Anda boleh sependapat dengan saya atau sebaliknya.

 

12 comments to “(Bukan) Twit Berbayar”
  1. Hahaha, makanya banyak akun yang minta follback.. ternyata ini alasannya.!! kenapa twitter gk ngasih iklan aja sih.!! 1 tempat juga gk masalah bagi gw ditaro iklan…

  2. menarik. sepaham dan bisa mengerti keresahan sampeyan.
    sejujurnya, saya cuma risih dengan ketidakjujuran. saya bukan anti terhadap orang yang nyari duit di Internet, juga menolak pekerjaan seorang buzzer. bahwa kode #adv, #ads atau #iklan itu penting agar orang tahu sejak awal atas sebuah pesan yang disusun ke dalam sebuah kicauan. itu dulu komentarku…

  3. iya, barusan baca mas… saya pribadi sepakat dgn penggunaan tagar #adv atau #ads bagi twitberbayar. saya sendiri melakukan hal tersebut. kata kuncinya, transparansi 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *