Lama sudah pria itu menunggu di depan pintu. Tak kunjung juga didapatinya orang yang lewat di depan rumahnya.
Padahal hari itu keberuntungan telah menunggu siapa pun yang lewat. Sebab pria itu, si pemilik rumah, telah menyiapkan rezeki berupa jamuan makan yang sangat lezat.
Pria itu adalah Nabi Ibrahim AS (Abraham). Dia memang punya kebiasaan mengajak makan orang saat mendapat rejeki. Bahkan dalam sejarah Islam, dia disebut sebagai orang pertama yang menjamu tamu dengan makanan dan minuman.
Setelah lama menunggu, akhirnya ada juga orang yang lewat di depan rumah Ibrahim. Dia lantas beranjak untuk memanggil orang tersebut untuk singgah ke rumah, dan makan bersama.
Namun saat sadar siapa yang lewat, Ibrahim kemudian mengurungkan niatnya. Dia tidak jadi memanggil dan mengajak makan orang yang lewat itu. Karena, yang lewat adalah seorang penyembah berhala, yang hampir setiap hari mencaci maki Allah.
Bukan ide yang baik, pikir Ibrahim, semeja makan dengan orang musyrik penista Tuhan. Lalu dia pun memutuskan untuk makan sendirian.
Selepas menyantap hidangan, tiba-tiba Ibrahim merasakan sakit di perutnya. Dia bertanya-tanya, ada apa ini kok bisa sakit perut? Makanannya halal, baca doa sebelum dan sesudah makan sudah, lalu apa yang salah?
Di saat kebingungan Ibrahim, Malaikat Jibril (Gabriel) memberi tahu bahwa itu merupakan peringatan dari Allah, karena dia telah mengurungkan niat memberi makan orang tadi dan memilih makan sendiri. Ibrahim pun menjelaskan bahwa itu dilakukan karena orang tadi adalah penista Allah yang tiap hari mencaci maki Tuhan. Maka tidak layak diberi makanan yang merupakan rezeki dari Tuhan.
Maka Allah pun menegur Ibrahim yang bergelar Sahabat Allah (kholilullah) itu:
“Wahai Ibrahim, tahukah kamu, orang penyembah berhala itu umurnya sudah 70 tahun. Engkau pikir siapa yang memberi makan dia selama ini kalau bukan aku?! Masak engkau memberi makan sehari saja tidak mau”
Ibrahim pun menyadari kesalahannya dan sejak kejadian itu, setiap menolong orang, dia tidak pernah melihat yang ditolongnya ini siapa, agamanya apa, dan bagaimana kelakuannya. Selama butuh pertolongan, maka Ibrahim akan menolongnya.
Dari kisah yang selalu diceritakan Ustaz Dr Adiwarman Karim di setiap ceramah beliau ini, kita seolah diingatkan bahwa betapa maha pengasih dan maha penyayangnya Allah, Tuhan kita. Dia memberikan rezeki ke semua mahluknya tanpa pandang bulu. Baik yang taat maupun yang ingkar. Karena kasihnya tak pilih kasih dan sayangnya tiada terbilang.
Inilah salah satu rahasia mengapa dalam Islam ada basmalah, Bismillahirohmanirohim: dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Maha pengasih dan maha penyayang ini yang dipilih dari 99 nama baik Allah lainnya (asmaul husna).
Basmalah selalu jadi awal pembacaan Al Quran. Basmalah juga harus dibaca saat kita hendak berbuat atau mengerjakan sesuatu.
Pesan Tuhan agar perbuatan kita senantiasa dilandasi dengan kasih dan sayang.