Mandela dan Palestina

Perjuangan Melawan Apartheid

Di tahun 1948, saat di Timur Tengah orang-orang Zionis mendirikan negara Israel, di Benua Afrika, tepatnya di Afrika Selatan penjajah kulit putih sedang menerapkan sistem Apartheid.

Apartheid dari bahasa Arfika yang artinya pemisahan. Karena sistem ini melakukan pemisahan ras antara orang kulit putih dan orang kulit hitam. Secara otoriter orang kulit putih menekan dan mendiskriminasi baik secara politik, sosial, maupun ekonomi pada pribumi kulit hitam.

Orang kulit hitam ditindas dan dirampas haknya seolah bukan manusia. Sementara orang kulit putih mendapatkan banyak privilege.

Penjajahan dan ketidakadilan ini memantik perlawanan orang kulit hitam yang dipimpin oleh Nelson Mandela. Akibat perlawanannya, Mandela sampai mendekam 27 tahun di penjara.

Tapi perjuangan Mandela tidak sia-sia. Tahun 1990 dia bebas, terus berjuang dan akhirnya berhasil menumbangkan rezim Apartheid. Dia juga menjadi presiden dan icon perjuangan melawan Apharteid.

Apartheid Afrika Selatan telah tumbang, namun masih ada Apartheid di tempat lain, yaitu Apartheid Israel, yang kebetulan dimulai bersamaan dengan Afrika Selatan yaitu tahun 48. Sama dengan Apartheid Afrika Selatan, Israel juga menindas dan mendiskriminasi orang Palestina dan memberi privilege orang Yahudi Israel.

Sebagai icon anti Apartheid, Mandela pernah menyatakan dukungannya atas kemerdekaan Palestina dari jajahan Apartheid Israel, dia berkata:

“Kita tahu betul bahwa kebebasan kita tidak lengkap tanpa kebebasan rakyat Palestina”

Mandela yang suka memakai batik Indonesia ini juga sahabat karib dan mengagumi Yaser Arafat, Pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Mandela menyebut Arafat yang pernah menjadi Presiden Palestina itu sebagai salah satu pejuang kemerdekaan yang luar biasa di generasinya. Mandela juga turut bersimpati dan bersedih karena impian Arafat untuk memerdekakan Palestina belum terlaksana.

Kini Nelson Mandela telah tiada. Tapi perjuangannya melawan Apartheid dilanjutkan Mandela lainnya yaitu cucunya yang bernama Zwelivelile Mandela.

Zwelivelile selalu mengkampanyekan “Free Palestine” atau “Bebaskan Palestina” dengan mengingatkan kembali pernyataan kakeknya bahwa kebebasan kita tidak lengkap tanpa kebebasan rakyat Palestina.

Kini semakin banyak Mandela Mandela baru yang menggaungkan perjuangan melawan Apartheid Israel. Semakin keras gaungnya dari segala penjuru dunia, untuk kemerdekaan Palestina.

“From the river to the sea, Palestine will be free”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *