Salah Kaprah Milenial

Jika kita kumpulkan kata-kata yang sering muncul dalam pidato tokoh atau pejabat, Milenial mungkin jadi salah satu kata yang sering muncul atau disebut. Coba runut beberapa tahun ke belakang sampai hari ini, kata “Milenial”, “Kaum Milenial” atau “Generasi Milenial” selalu disebut-sebut.

Kata Milenial ini mulai banyak disebut semenjak banyak Milenial yang sukses membangun usaha serta menghadirkan hal-hal baru yang dinilai lebih baik dari generasi sebelumnya. Disebut digital native atau generasi yang lahir sudah akrab dengan dunia digital dan internet yang saat ini sedang eranya. Lalu kata Milenial jadi sepaket populernya dengan kata start up, dan sebagainya.

Termasuk soal kepemimpinan, juga populer istilah Kepemimpinan Milenial. Kepemimpinan yang diharapkan akan menghadirkan sesuatu yang berbeda dari generasi sebelumnya, dan berpeluang mendorong bangsa ini menjadi negara maju.

Sayangnya mayoritas penyebutan Milenial salah kaprah. Sebab lama-lama banyak yang menyangka Milenial itu sama dengan anak muda. Berbagai pidato tokoh, politisi, bahkan berita jelas-jelas menyamakan Milenial sama dengan anak muda.

Padahal tidak. Karena tidak semua Milenial itu masuk kategori anak muda, dan tidak semua anak muda itu Milenial.

Mari kita bahas dari asal usul periodisasi generasi yang memunculkan Baby Boomers, Gen X, Millennial, dan sebagainya. Karena dari sinilah kata Milenial itu diambil lalu menjadi populer.

Terkait ini, ada banyak versi, pertama versi Jurnalis Tom Brokaw yang menamai generasi yang lahir sebelum 1928 sebagai “The Greatest Generation”, lalu “The Silent Generation”: 1928 hingga 1945, “Baby Boomer Generation”: 1946 hingga 1964, “Generation X”: 1965 hingga 1980, dan “Generation Y / Millenial Generation” yang lahir setelah 1980.

Ada juga versi William Strauss dan Neil Howe, pakar sejarah Amerika yang menulis 

“Generation: The History of America’s Future, 1584 to 2069”. Dalam Strauss-Howe Generational Theory dia membagi generasi sebagai berikut: “Lost Generation”: 1883 – 1900, “G.I. Generation / Greatest Generation”: 1901 – 1924, “Silent Generation”: 1925 – 1942, “Baby Boomer”: 1943 – 1960, “Generation X”: 1961 – 1981, “Millennials / Generation Y”: lahir setelah 1982 – 2004, “Homeland Generation / iGeneration/post millennials / Generation Z” : 2005 ke atas.

Lalu ada juga Don Tapscott penulis buku “Grown Up Digital” dan “Digital Economy” yang juga punya versi periodisasi generasi. Versinya yaitu: “Baby Boom (meledak kelahiran bayi pasca perang” : (1946 – 1964), “Gen X”: (1965-1976), “Gen Y” (generasi internet atau generasi Millennial): (1977 – 1997), “Gen Z (generation next)”: 1998 – sekarang.

Itu beberapa versi periodisasi genersi. Versi lain tentu saja ada. Misalnya versi Badan Pusat Statistik (BPS) dalam hasil Sensus Penduduk Indonesia tahun 2020, membangu generasi sebagai berikut: “Baby Boomer”: 1946-1964, “Gen X”: 1965-1980, “Milenial”: 1981-1996, “Gen Z”: 1997-2012, dan “Post Gen Z”: 2013 ke atas.

Karena banyak versi maka mengatakan Milenial saja tanpa menyebut versi siapa tentu bisa keliru dilihat dari versi lainnya. Misal bagi Tapscott, mereka yang lahir tahun 1877 masih masuk Kaum Milenial, sementara bagi Brokaw, Strauss-Howe, juga BPS tidak. Juga bagi Brokaw, yang lahir 1980 masih masuk Milenial, tetapi tidak bagi Strauss-Howe dan BPS.

Jadi yang sedikit-sedikit bilang Milenial, apa-selalu bilang Milenial itu pakai versi yang mana? Atau punya versi sendir atau tidak ngerti kalau ada banyak versi 😁

Makin salah kaprah lagi saat beranggapan bahwa Milenial sama dengan anak muda. Karena seperti yang saya sampaikan di atas, tidak semua Milenial itu anak muda dan tidak semua anak muda itu Milenial.

Lihat saja, Milenial versi Brokaw di tahun 2023 ini ada yang sudah berusia 43 tahun. Milenial Strauss-Howe sudah 41 tahun, Milenial Tapscott bahkan sudah berusia 46 tahun, dan Milenial BPS usianya 42 tahun.

Sementara di sini lain, terutama di Indonesia, di atas 40 tahun sudah tidak masuk golongan pemuda atau anak muda. Saya misalnya pernah disebut bukan Generasi Milenial, padahal di berbagai versi periodisasi generasi saya masih masuk Generasi Milenial.

Sementara Gen Z itu juga anak muda, tapi dia bukan Milenial. Bahkan banyak tokoh atau politisi yang tidak mengerti sering menyebut mereka Milenial juga. 

Itu juga yang mungkin membuat banyak yang bicara atau menulis bahwa Generasi Milenial adalah mayoritas di Indonesia sampai tahun-tahun ke depan. Padahal dari data Sensus BPS saja terlihat Gen Z lebih banyak. Kalau anak muda atau gabungan Milenial dan Gan Z memang jadi mayoritas. Nah makin salah kaprah.

Juga yang mengatakan Milenial sebagai digital native juga kurang tepat. Karena di Indonesia Milenial banyak yang digital immigrant, bahkan mengalami zaman tanpa saluran listrik dan memakai Lampu Petromak haha 😄

Sampai di sini semoga paham. Semoga tulisan singkat ini bisa menghentikan salah kaprah soal Milenial sama dengan anak muda. 

Saran saya kalau pidato pakai kata anak muda atau generasi muda saja lebih aman. Memang kurang terlihat canggih dan kekinian dibanding Milenial, tapi bisa menghindari kekeliruan.

Tapi bagi yang ngerti-ngerti saja sih. Kalau bagi yang audiencenya manggut-manggut gak paham apa yang dipidatokan atau yang dituliskan yang monggo lanjut saja 😁

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *