Salah Kaprah Samurai

“Tersangka membacok korban dengan menggunakan samurai”

“Dari penggeledahan ditemukan sebilah samurai bersama senjata tajam lainnya..”

Kalimat seperti itu sering kita temukan saat membaca berita. Biasanya berita kriminal yang melibatkan senjata tajam, seperti pembegalan, pembunuhan, tawuran, dan sebagainya.

Sepintas seolah tidak ada yang salah dari kalimat itu. Namun sebenarnya ada sebuah salah kaprah di sana. 

Salah kaprahnya di mana? Ada di kata “samurai”.

Di kalimat tadi, Samurai dipakai untuk menyebut pedang khas Jepang yang dipake  pelaku. Padahal nama pedang itu bukan samurai.

Samurai itu adalah nama orangnya. Seorang ksatria Jepang yang bersenjatakan pedang seperti yang dimaksud berita tadi. 

Sedangkan nama pedangnya sendiri adalah Katana. Sebenarnya tidak hanya Katana, ada juga Wakizashi, Tachi, Odachi, dan Tanto. Beda panjang pendek dan lengkung beda nama.

Tapi yang paling dikenal umum, apalagi di Indonesia adalah Katana. Yang kemudian banyak dibuat pengrajin lokal dan dijadikan senjata tajam seperti di berita tadi.

Jadi menyebut Katana sebagai Samurai itu salah. Kalau disebut pedang Samurai atau pedangnya Samurai, agak benar.

Agak benar karena yang memakai pedang Jepang bukan hanya Samurai. Ronin, Samurai yang tidak bertuan, dan lain sebagainya juga memakai. Tapi kita tak akan bahas itu biar tidak kepanjangan.

Jadi mungkin salah kaprah ini berawal dari Katana dan varian pedang Jepang lainnya yang awalnya disebut pedangnya Samurai. Mungkin agar memudahkan. Lama-lama terdistorsi dan hanya disebut samurai saja.

Karena kesalahan ini sudah menahun dan menjadi salah kaprah, maka dianggap benar dan yang benar justru disalahkan. Contohnya adalah sebuah percakapan di media sosial berikut ini:

Si A, mengoreksi postingan Si B yang menyebut Katana sebagai samurai.

“Meluruskan, samurai itu nama orang

pemegang pedangnya. kalau pedangnya

bernama katana,” 

“Bahasa itu mah di Jepang bang, di

kita mah beda, samurai ya pedang,

katana itu mobil Jeep kecil,” kata Si B membalas komentar Si A.

Si C yang melihat percakapan mereka pun merespon:

“Katanya Katana itu mobil Jeep kecil …

Padahal katana itu Suzuki, Jeep beda 😭”

Suzuki memang pernah mengeluarkan mobil Katana. Nama ini diambil dari pedang Jepang itu dan bahkan ada stiker pedangnya di bagian body mobil.

Tentu bagi yang paham budaya Jepang. Apalagi mempelajari soal pedangnya akan tahu salah kaprah ini. Namun bagi yang tidak tahu, maka akan ikut dalam salah kaprah itu.

Tak hanya masyarakat awam, bahkan saya membaca di majalah lama tentang Keris, di sana tertulis begini:

“..yang mengoleksi lebih dari 200 pisau dan sepuluh samurai”

Mungkin penulisnya hanya belajar soal keris dan tidak soal pedang. Tapi harusnya sebagai penulis soal senjata tradisional juga memperluas wawasan agar tidak terjebak oleh salah kaprah.

Salah kaprah samurai ini rupanya diperparah oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Di KBBI kata Samurai diartikan seperti ini:

  1. aristokrat Jepang dari golongan kesatria (prajurit)
  2. pedang khas Jepang agak melengkung

Saya tahu itu dari netizen yang ngeyel soal samurai dan men-screen shoot KBBI. Dia berpedoman pada arti kedua pada KBBI itu.

Lalu saya bilang bahwa KBBI itu bisa salah. Karenanya sering dikoreksi atau ada revisi. Soal Samurai dan Katana, harusnya kita merujuk ke budaya Jepang. Karena itu diambil dari sana. Bukan merujuk kepada salah kaprah.

Saat saya menulis ini, saya cek kembali KBBI, rupanya sudah direvisi jadi begini:

  1. n cak pedang khas Jepang, bermata tajam pada satu sisi, dan berbentuk melengkung; katana

Walau kalau kita cermati arti ke dua kata Samurai di KBBI itu belum tepat-tepat amat. Tapi minimal sudah diubah dan membuat para “ngeyelis” kehilangan amunisi hehe

Salah kaprah memang banyak di sekitar kita. Kadangkala kita juga ikut hanyut di dalamnya. 

Karenanya semoga tulisan ini bisa membantu meluruskan salah kaprah Samurai itu. Semoga masyarakat, terutama media tidak salah kaprah lagi memakai kata Samurai.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *