Si Buta yang Tak Lupa Akan Kulitnya

FEEB6DC6-5F12-4D37-814D-D3C12D2598E3Dahulu kala, ada tiga orang Israel (Bani Israil) yang hidupnya sungguh menderita. Orang pertama belang-belang kulitnya, orang kedua botak rambutnya, dan orang yang ketiga buta matanya.

Selain punya kekurangan fisik tersebut, mereka juga miskin papa. Ini membuat orang-orang menjauhi mereka dan sungguh berat mereka menjalani hari-harinya.

Suatu hari, Allah mengutus Malaikat mendatangi mereka. Malaikat kemudian datang dan bertanya kepada Si Belang, apa hal yang paling diinginkannya.

“Warna yang baik dan kulit yang bagus. Juga lenyaplah kiranya penyakit yang menyebabkan orang-orang merasa jijik padaku ini,” pinta Si Belang.

Sang Malaikat kemudian mengusap kulit Si Belang dan atas izin Allah, lenyaplah penyakitnya dan kulitnya menjadi normal dan bersih.

“Harta macam apa yang kamu sukai?” tanya Malaikat kepada Si Belang yang juga fakir harta benda.

Si Belang minta unta dan kemudian diberikan unta yang sedang mengandung.

Kemudian Sang Malaikat pergi ke Si Botak. Dia menanyakan apa yang diinginkan terkait fisiknya, juga harta apa yang diinginkannya.

“Rambut yang bagus dan lenyaplah kiranya apa yang menyebabkan orang-orang merasa jijik padaku ini” jawab Si Botak.

Kepala Si Botak kemudian diusap Malaikat dan tumbuhlah rambut yang bagus di kepala yang awalnya gersang itu. Si Botak juga mendapatkan lembu sebagai harta yang dipilihnya.

“Semoga Allah memberikan keberkahan untukmu dalam lembu ini,” kata Malaikat.

Selesai dengan Si Belang dan Si Botak, Malaikat kemudian pergi ke tempat Si Buta.

Hal yang sama yang ditanyakan dan ditawarkan ke dua orang sebelumnya, juga ditanyakan pada Si Buta. Kepada Malaikat, Si Buta pun meminta hal yang serupa dengan dua orang sebelumnya.

“Hendaknya Allah mengembalikan penglihatanku sehingga aku dapat melihat semua orang”

Sedangkan untuk harta, Si Buta meminta kambing.

Lalu Malaikat membuat penglihatan Si Buta kembali dan memberikannya kambing.

Waktu berjalan, unta, lembu, dan kambing yang diberikan Malaikat beranak pinak hingga banyak. Saking banyaknya sampai memenuhi lembah di aman hewan itu digembalakan.

Maka tiga orang yang awalnya miskin papa, kini menjadi bergelimang harta.

Malaikat lalu diutus kembali oleh Allah kepada tiga orang kaya baru (OKB) itu untuk menguji mereka.

Saat mendatangi ketiganya, Sang Malaikat tampil dalam wujud serupa dengan kondisi mereka dahulu. Saat ke Si Belang, Malaikat jadi orang belang dan miskin, demikian pula saat ke Si Botak dan Si Buta. Lalu Malaikat yang menyamar ini pura-pura minta bantuan kepada ketiga orang Israel itu.

“Saya meminta padamu dengan nama Allah yang telah mengaruniakan padamu kulit yang bagus dan harta yang banyak. Sudikah kiranya engkau membantuku sekadar untuk bekal perjalanan,” pintanya pada Si Belang.

“Keperluanku masih banyak sekali,” kata Si Belang yang menolak memberikan bantuan.

Malaikat kemudian menanyakan bukankah Si Belang ini dulu juga susah sampai kemudian Allah menjadikannya kaya? Si Belang rupanya lupa diri dan berkilah bahwa hartanya adalah warisan dari nenek moyangnya.

Maka kemudian Allah mencabut nikmatnya dan Si Belang kembali ke kondisinya sebelumnya: Belang dan miskin papa.

Kepada Si Botak, Malaikat yang menyamar jadi orang botak dan miskin pun melakukan hal yang sama.

Seperti halnya Si Belang, Si Botak juga bagai kacang lupa akan kulitnya. Lalu Allah kembali menjadikan kondisi Si Botak seperti asalnya dahulu: Botak dan miskin papa.

Selanjutnya Sang Malaikat mendatangi orang ketiga; Si Buta.

Kepada Si Buta, Malaikat yang menyamar jadi musafir miskin yang kehabisan bekal, meminta seekor kambing sebagai bekal perjalanan.

Berbeda dengan dua orang sebelumnya, Si Buta rupanya tidak lupa akan kulitnya. Dia mau menolong malaikat yang menyamar karena dulu dia juga merasakan hal yang sama sampai Allah menolongnya.

“Saya dahulu pernah menjadi orang buta, kemudian Allah mengembalikan penglihatanku. Maka ambillah mana saja yang engkau inginkan. Demi Allah saya tidak akan membuat kesukaran padamu pada hari ini karena mengharapkan keridhaan Allah,” ujarnya.

“Tahanlah hartamu. Sebab sebenarnya engkau ini telah diuji. Kemudian Allah telah meridhai dirimu,” jawab Malaikat.

Si Buta yang tak lupa akan kulitnya ini lulus ujian dan Allah tidak mencabut nikmatnya sebagaimana yang dilakukan pada dua orang lainnya.

Kisah ini disampaikan Rasulullah Muhammad SAW dan diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, serta tercatat dan diabadikan dalam kitab Hadist Riwayat Bukhari No 3464, 6653 dan Muslim No 2964.

Kisah yang luar bisa dan mengingatkan kita agar tidak lupa diri saat mendapatkan nikmat kesenangan. Karena bisa jadi itu ujian. Juga agar kita mau menolong orang lain, apalagi jika kita pernah dalam kondisi yang sama dan dapat pertolongan serupa.

Janganlah jadi “kacang yang lupa akan kulitnya”

Selamat Hari Jumat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *