Sulit Cari Kendit

Di gelapnya malam, di bawah temaram cahaya bulan, seorang lelaki masuk ke dalam hutan. Dia lantas bersembunyi dan dengan sabar menunggu munculnya seekor harimau. Setelah si raja hutan muncul, lelaki itu kemudian dengan hati-hati memperpendek jarak. 

Lelaki ini tak hendak memburu binatang buas itu. Dia hanya ingin melihat sorot matanya saja. Dia memperhatikan dengan seksama di pohon mana cahaya dari mata harimau itu jatuh. 

Itulah pohon yang dicari lelaki ini dengan upaya yang berisiko ini. Di pohon itu, pohon di mana sorot mata harimau jatuh, dipercaya ada pelet atau motif kayu berupa garis melingkar yang dikenal sebagai pelet kendit.

Itu adalah gambaran trandisi lama di Bali dalam mencari kayu dengan pelet kendit yang dipaparkan Karsten Sejr Jensen dalam buku Krisdisk: Krisses from Indonesia, Malaysia and the Philippines (cpt.7: 4). Hal tersebut menggambarkan betapa sulitnya mencari kayu bermotif atau berpelet kendit. 

Menurut Jensen, sulitnya mendapatkan kayu berpelet kendit ini membuat harganya menjadi sangat mahal. Dengan mengutip Groneman, dia mengungkapkan bahwa keris dengan warangka dan hulu berpelet kendit lebih mahal dari keris dengan keris berhiaskan permata.

Mahalnya pelet kendit ini juga diungkapkan Haryono Haryoguritno dalam buku Keris Jawa: Antara Mistik dan Nalar (h.292). Dia mengungkapkan sebuah bakalan warangka kayu timoho pelet kendit pada akhir tahun 2000 harganya setara dengan tujuh sampai 10 gram emas. 

Ini karena sulitnya mendapatkan bahan tersebut. Bahkan menurut Haryono, para blandhong atau penebang pohon sebelum mencari kayu melakukan ritual tertentu. Mulai dari menghitung hari yang tepat sampai membungkus batang dengan kain mori. Dengan harapan mendapatkan pelet kendit yang berharga ini.

Itu semua menggambarkan betapa kayu berpelet kendit memang sudah sulit dicari sejak zaman dulu. Kerena itu dia menjadi langka dan mahal harganya sejak dahulu kala.

Namun kelangkaan bahan ini bukan satu-satunya yang membuat kayu dengan pelet kendit ini menjadi berharga. Pelet kendit menjadi istimewa juga karena makna  atau filosofinya. Bagi yang percaya tuah, pelet kendit memiliki tuah yang baik.

Pelet kendit ialah motif kayu yang berbentuk garis yang melingkar melintang berlawanan dengan arah serat kayu dengan warna yang lebih gelap dari warna kayu dominan. Jika motif garis searah dengan serat kayu maka bukan kendit dan hanya pelet biasa.

Pelet kendit ada di berbagai kayo dari timoho, dao, asem, pakel, dan lain-lain. Umumnya, terutama di Jawa, kendit di kayu timoho yang paling tinggi nilainya.

Menurut Bambang Harsrinuksmo dalam Esnsiklopedi Keris, ada banyak ragam pelet kendit antara lain; kendit wutuh, kendit putih, kendit lawe, kendit simbar, kendit ilat-ilatan, kendit rante, kendit ngawat, kendit sisih, dan kendit tutul. Nama varian pelet kendit ini muncul dari perbedaan model garis pada pelet kendit. 

Misal saat garisnya putus-putus tapi saling rapat dan membentuk bulatan disebut kendit rante karena mirip rantai. Kalau bentuknya lurus rapi dan lebar garis lebih dari 5mm disebut kendit wutuh atau utuh. Sementara jika garisnya putih dan kayu utama gelap disebut kendit putih. Kendit putih ini yang paling sulit ditemukan atau yang paling langka.

Kendit sendiri secara harfiah berarti tali yang mengikat melingkar atau ikat pinggang dari benang atau kain. Kendit sangat lekat dengan budaya Jawa. Lebih lengkap akan dibahas di tulisan selanjutnya.

Kendit di warangka atau hulu keris, terutama keris Jawa memiliki makna ikatan atau mengikat. Ikatan antara pemimpin dengan pengikut, antara penjual dan pelanggan, yang punya acara dan tamunya, sampai ikatan dalam keluarga. 

Bahkan menurut Bambang Harsrinuksmo, dulu banyak yang percaya pelet kendit rante memiliki tuah dapat mengikat terdakwa atau tersangka agar tidak kabur. Karenanya banyak polisi atau jaksa yang mencari pelet jenis ini untuk warangka pusakanya.

Selain mengikat, kendit juga bermakna sebagai pelindung. Ikatan kendit bermakna pagar yang melindungi dari bahaya dan anasir buruk. Simbolisasi doa atau permohonan perlindungan dari Yang Maha Kuasa.

Karena sulit mencarinya dan bagus filosofi atau maknanya, pelet kendit terus bernilai lebih sampai hari ini. Harga pelet kendit hari ini bisa berlipat-lipat dari kayu serupa dengan pelet biasa.

Apalagi jika pelet kendit itu varian kendit wutuh atau kendit putih, di kayu timoho dan jadi warangka branggah Yogya yang bagus garapnya. Jika ada warangka kendit seperti itu pasti lebih berharga dari emas. Karena emas bisa dibeli kapan saja di mana saja dan selalu tersedia, sementara kendit itu sulit. Ada uangnya belum tentu ada barangnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *