Tragedi Moralitas Cina dan Moralitas Kita

pejalan kaki yang tak menghiraukan balita yang tertabrak

Kemarin di twitter sempat ramai dengan video seorang anak balita dua tahun, yang tertabrak oleh mobil di Kota Foshan, Guangzou, Cina. Yang membuat video ini menjadi perhatian dan heboh, bukan cuma karena itu tabrak lari, namun juga karena setelah ditabrak, tidak ada seorang pun yang mau menolong anak itu meski melihat dan lewat di dekatnya.

Dengan cepat banyak yang menshare dan mengecam penabrak dan orang-orang yang tidak mau menolong anak yang belakangan diketahui bernama Yue Yue itu. Tak lama kemudian media mainstream juga memberitakan hal itu. Bahkan hari ini, Koran Seputar Indonesia menjadikan headline kejadian itu dengan judul “Tragedi Moralitas di China”.

Rupanya di Cina sana, berita tentang anak korban tabrak lari ini juga ramai. Publik Cina mempertanyakan kemana moralitas bangsa Cina saat ini dengan sikap orang-orang yang membiarkan anak kecil tertabrak tergeletak di tengah jalan tanpa pertolongan. Bahkan setelah tergeletak bersimbah darah, sempat ada mobil lagi yang melindas anak itu.

Setelah lama tergeletak, akhirnya ada seorang pemulung baik hati yang mau menolong Yue Yue, lalu menyerahkan ke ibunya dan dibawa ke rumah sakit. Yue Yue kemudian dirawat dan dalam kondisi koma. Pemulung itu adalah Chen Xianmei. Publik pun menyanjungnya dan pemerintah akan member hadiah 25ribu Yuan atau sekitar Rp33juta, namun Chen menolak karena dia menolong dengan tulus.

Video yang merupakan rekaman CCTV itu beredar luas berkat media sosial youku.com (klik untuk melihat video), lalu dengan cepat tersebar dengan media sosial lainnya, seperti facebook dan twitter ke segala penjuru dunia. Banyak media mainstream yang tahu dari media sosial video itu baru kemudian memperdalam dengan sumber media mainstream Cina yang mendalami kasus itu.

Akhirnya dua penabrak pun ditangkap. Penabrak pertama mengaku lalai karena baru putus cinta dan menelpon saat mengemudi. Sementara orang-orang yang tidak menolong berdalih takut darah sampai beralasan tidak melihat anak itu. Padahal tayangan video menunjukkan lain, mereka tahu dan terlihat cuek.

Siapapun yang melihat video itu pasti trenyuh, marah, dan tak habis pikir, lantas mengecam orang-orang yang cuek. Di Cina sendiri kecaman tak henti-hentinya dilancarkan. Di belahan dunia lain, orang yang melihat hal itu melalui media mainstream maupun media sosial juga melakukan hal yang sama. Termasuk publik Indonesia.

Bahkan banyak orang yang mengatakan Cina sekarang tidak bermoral. Moralitas bangsa Cina sudah hilang dan sebagainya. Anda bisa cek sendiri di twitter dan facebook soal ini. Komentarnya beragam dan menyalahkan orang Cina.

Komentar itu wajar dan bisa dipahami apalagi jika kita baru saja melihat video itu. Namun jika kita telaah lebih dalam lagi, apa benar semua orang di negara Cina begitu? Tentu tidak, buktinya masih ada perempuan baik yang menolong, dan lebih banyak lagi orang Cina yang mengecam kejadian itu.

Lalu ketika kita mengatakan moralitas orang Cina hilang, lalu ikut-ikutan mengecam, apa moralitas kita sudah baik? Saya lalu ngetwit untuk mengingatkan bahwa publik kita juga sering melakukan hal serupa saat ada kecelakaan.

Coba lihat dan ingat-ingat, sering kan kejadian di Indonesia ini orang yang kecelakaan tidak ditolong. Saya pernah dengar cerita seorang cewek tertabrak malam hari di Jakarta tidak ada yang menolongnya, padahal masih banyak orang yang lewat malam itu, baru besoknya dia ditolong dan untungnya tidak meninggal.

Saya sendiri waktu kecil juga pernah jatuh dari motor masuk sawah yang agak dalam, dari lima orang yang lewat dan melihat tak satu pun mau menolong. Baru kemudian ada dua orang bocah dan satu pengendara motor yang mau menolong dan mengantar pulang. Dua bocah itu mau menolong karena dia murid bapak saya, sementara pengendara motor, sampai di rumah dia minta bayaran.

Di Jakarta saya juga pernah jatuh terpeleset dir el kereta, karena ban motor saya slip saat hujan. Saya jatuh tertimpa dan puluhan orang hanya menonton saja. Butuh sekitar 10 menit saya untuk mengumpulkan tenaga dan bangun sendiri, karena tak seorangpun tergerak membantu saya. Untung saja saat itu tak ada kereta yang melintas.

Belum lagi banyak kasus di mana seorang yang kecelakaan kemudian dompet atau barangnya raib oleh massa. Silahkan lihat mayat korban kecelakaan, mayoritas dompetnya raib. Kalaupun masih ada, duitnya sudah dikuras.

Nah, dengan fakta yang saya ungkap, dan sudah saya twit, tersebut, coba tanya kembali apa moralitas kita lebih baik dari Cina? Jangan-jangan tragedi moralitas yang sedang diberitakan di media terjadi di Cina juga sudah terjadi di sini, pada kita.

Ini bukan berarti kasus video tabrak lari balita di Cina itu tidak layak di perhatikan dan orang-orang yang cuek tidak layak dikecam. Itu sangat layak dikecam. Hanya saja saya mau menghimbau agar kita tidak buru-buru menghakimi bahwa moralitas seluruh orang Cina sudah hilang. Apalagi sampai lupa dengan moralitas bangsa kita sendiri.

Bagi saya sebenarnya moralitas publik Cina dan publik kita sama soal kecelakaan dan kepedulian. Bedanya, dalam kasus video tersebut, di Cina terekam dan tersebar di media, baik mainstream maupun media sosial, sementara di kita tidak.

Video: id_XMzEzMzMyMDQw.html

3 comments to “Tragedi Moralitas Cina dan Moralitas Kita”
  1. Saya sangat setuju dengan imbauan saudara untuk mawas diri bersama bahwa tragedi dan kondisi mentalsebagian masyarakat disini tidak jauh berbeda adanya. Jadikan kejadian disana menjadikan motivator untuk mawas diri bersama seluruh anggota masyarakat untuk menjadi perduli dengan sesama.Aamin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *