Ceritanya pagi ini saya ingin memasang simcard 4G saya di ponsel Nexus 5. Setelah slot kartu saya buka, ternyata ukurannya beda. Saya dapat kartu nano simcard, sementara slot di ponsel untuk kartu micro simcard.
Untuk mengatasi masalah itu tak ada jalan lain selain beli simcard adaptor. Saya search di toko online seperti Tokopedia harganya berkisar Rp3500 sampaiRp10000. Tapi saya urung beli di sana karena pasti prosesnya tak sebentar, sementara saya butuhnya untuk hari ini.
Akhirnya saya teringat aplikasi ojek online GoJek. Di dalam aplikasi itu ada layanan GoMart. Di sana kita bisa beli banyak barang yang akan dibelikan dan diantar oleh tukang GoJek.
Saya cari di sana ketemu barang yang saya cari di JakartaNotebook yang juga bergabung di GoMart. Mereknya Noosy, estimasi harganya Rp11000, sementara di website JakartaNotebook harganya didiskon jadi Rp6900. Ongkos kirim GoJeknya sendiri Rp10000. Padahal kata iklannya gratis ongkir kalau beli di toko yang ada di GoMart.
Tapi ndak papa, saya beli aja, urgen soalnya. Eh, ternyata tidak bisa dengan alasan toko masih tutup (karena kepagian mungkin).
Akhirnya saya pilih opsi Other Store dan meminta GoJek membelanjakan di ITC Ambasador. Saya berikan estimasi harga Rp5000 karena di sana harganya murah. Tak lama ada tukang GoJek yang mengambil orderan saya. Namanya Yana. Dia lalu menelpon dan bilang toko masih pada tutup, dan bilang mau membelikan nanti. Saya sanggupi.
Yana kemudian juga sempat menelpon lagi menanyakan deskripsi barang. Saya jelaskan dengan detail beserta estimasi harganya di bawah Rp10000. Saat mau beli dia juga sempat menelpon menjelaakan ciri-ciri barang dan saya benarkan itu barang yang saya maksud. Sampai di situ saya tidak ada perasaan curiga pada Yana.
Sekitar pukul 11.30 WIB Yana tiba di tempat saya. Saya menyambutnya dengan ramah sampai saat dia menunjukkan barang dan kuitansi yang bertuliskan angka Rp50000. Saya kaget, yang dibawa adaptor Noosy yang di Tokopedia saja harganya Rp3500, dan di GoMart Rp11000. Awalnya saya mau bayar saja karena butuh banget.
Namun dipikir-pikir keterlaluan juga nih orang mark upnya. Ini juga mau bego begoin saya. Maka saya labrak dia dan mencecar harga sebenernya barang itu. Sudah bisa diduga dia gelagapan.
“Wah ndak tau Pak tanya tokonya, dari dia segitu,” katanya dengan gelagapan dan terlihat gelisah, khas orang yang sedang berbohong dan ketahuan.
“Gak mungkin. Ini barang harganya 10000 paling mahal, di ITC pasti lebih murah. Lagian kan saya kasih estimasi harga 5000 kalau harganya jauh lebih mahal dari itu harusnya kamu bilang tadi di telepon,” timpal saya.
Saya kemudian juga menunjukkan harga sebenernya termasuk harga di GoMart. Lalu saya juga akan bayar Rp50000 sesuai kuitansi gak jelas yang di bawa tapi saya akan lapor GoJek.
Mendengar akan saya laporkan, dia takut, lalu mengatakan barang gak usah saya bayar. Dia kasih gratis ke saya. Saya tidak mau terima, itu bukan hak saya, dan bukan begitu caranya.
Lalu sebagai jalan tengah saya minta dia bawa kembali dan kembalikan barang tadi. Karena dia sudah sampai tempat saya, saya tetap bayar ongkos kirimnya dan dia terima.
Tentunya sambil saya ceramahi soal kejujuran dan cari uang yang halal. Saya juga berpesan tidak ada gunanya coba menipu, apalagi jika ketemu orang yang tidak mudah ditipu kayak saya.
Setelah itu dia minta diri dan pergi dari rumah saya. Tentunya dengan harapan tidak dilaporkan ke GoJek. Saya awalnya juga malas melaporkan dia.
Tapi saat lihat aplikasi GoJek di posel, dan saya diminta memberikan penilaian saya jadi terpikir untuk memberikan pelajaran pada tukang GoJek ini. Sebab kalau saya diamkan, hari ini dia tetap dapat uang dari percobaan menipu saya, kalau lihat jaraknya, uang yang akan dibayarkan GoJek ke dia plus uang dari saya cukup lumayan. Wah enak saja dia, sudah gak jujur masih dapat duit juga.
Akhirnya saya kasih penilaian bintang 1 (paling jelek) dengan deskripsi bahwa dia coba menipu saya dan saya jelaskan. Lalu saya capture nomor order beserta fotonya dan saya laporkan ke GoJek via twitter.
Saya akhirnya melaporkan tukang GoJek ini karena hal seperti ini tidak boleh didiamkan. Kalau didiamkan, bisa jadi dia akan mengulangi hal yang sama ke orang lain. Ini mirip koruptor juga: memarkup barang dengan berkali kali lipat (walau yang ini kelas teri). Saya juga ingin memberikan dia pelajaran bahwa dalam layanan digital seperti GoJek itu, konsumen juga punya power untuk menindak.
Semoga dengan laporan saya dan kejadian ini, si tulang GoJek dapat pelajaran yang berharga. Semoga ke depan dia paham bahwa berbuat buruk itu tidak ada gunanya, dan efeknya akan kembali ke dia.
Sedangkan jika dia jujur dan melayani dengan baik, biasanya pelanggan justru akan memberikan tips atau membayar lebih atas layanannya. Maka berbuat baik pun efeknya juga akan kembali ke dia.
Semoga tulisan ini membuat GoJek mendapatkan masukan dan membuat planing untuk mendidik para drivernya. Kalau banyak driver seperti itu, kasihan GoJeknya karena cepat atau lambat akan ditinggalkan pelanggannya.
Semoga tulisan ini juga membuat para pelanggan GoJek dan ojek online lainnya lebih waspada. Semoga juga membuat tukang GoJek yang ingin melakukan modus serupa mikir lagi.
Update:
Sehari kemudian, saya iseng coba lagi order kayak kemarin. Berharap kali ini driver jujur. Tapi untuk mengantisipasi hal seperti kemarin, saya wanti wanti si tukang ojek via SMS, kalau mau beli telponan dulu dengan saya.
Eh ternyata Kejadian lagi. Tukang GoJeknya bilang ada barangnya tapi harganya mahal. Saya gak mau dan menjelaskan harga pasaran barang itu. Dia lalu dia bilang cancel aja pak. Lalu saya pun akan mengcancel, tapi belum sempet saya cancel, ternyata dia dah complete-in duluan di Apps seolah proses selesai dan barang saya terima dan di Apps dia bilang telah beli barang harga Rp500ribu. Wow.
Ternyata ini menurut teman saya modus tukang GoJek untuk ngaku membelikan barang senilai itu, lalu ngaku konsumen tidak bayar. Maka dia berharap akan mendapatkan ganti dari GoJek. Ah, modus lagi. Banyak juga ternyata orang tidak jujur.
selesai sudah nasibnya jadi driver gojek #GojekPensiun