Tadi sehabis solat Ashar dan pembacaan hadist nabi, ada seorang jamaah yang meminjam mic dan meminta waktu berbicara. Kepada jamaah masjid kantor dia mengaku mendapat amanah untuk menggalang dana guna pembangunan Masjid Nabawi di Desa Sito, Distrik Kokoda, Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat.
Pria Papua ini mengatakan masjid perlu dibangun karena rusak terkena efek gempa bumi. Setelah mengutarakan maksudnya, dia lalu mengedarkan amplop yang berkop panitia pembangunan masjid tersebut, seraya berharap jamaah memberikan donasi seikhlasnya.
Pria berpeci hitam ini cukup ramah, murah senyum, dan sopan dalam membagikan amplop pada jamaah. Pun ketika saya tanya apa bisa menyumbang lewat transfer? Dia juga menjawab dengan sopan dan mempersilahkan saya membawa amplopnya. Padahal awalnya saya cuma ingin mencatat saja nomor rekeningnya.
Awalnya tidak ada kecurigaan sedikit pun pada orang ini, sebagaimana pada para pencari sumbangan lainnya. Toh kalau pun ditipu, amal kita tetap dicatat utuh oleh Allah Sang Maha Tahu.
Namun saat akan mentransfer pada rekening Mandiri yang tertera di amplop, kejanggalan mulai terlihat. Rekening itu tidak ada atas namanya. Lazimnya, rekening donasi ada atas nama panitia pembangunan atau yayasan. Begitu saya tes untuk transfer, ternyata rekening itu salah.
Lalu saya coba ke rekening lain di amplop itu (Bank Muamalat Cabang Sorong), ternyata di iBanking muncul nama orang bukan panitia/yayasan seperti lazimnya. Saya agak ragu, apalagi teringat saat tadi saya bilang mau bantu tapi via transfer saja, dia mewanti-wanti agar setelah transfer hubungi nomor yang tertera di amplop itu.
Agak aneh. Ini kok mirip rekening pribadi yang dipinjam untuk menggalang dana. Harus konfirmasi, biar tidak tercampur uang pribadi dengan uang sumbangan. Tak lazim kalau itu rekening panitia pembangunan/yayasan.
Lalu karena makin ragu, maka saya putuskan untuk memverifikasi. Apalagi saya tadinya berniat menyebar info ini ke socmed. Jangan sampai saya ikut menyebar informasi tidak benar.
Setelah cari-cari informasi, bener saja saya menemukan info terkait pria tadi dan ajakan donasi Masjid Nabawi itu. Info ini saya dapatkan dari akun twitter Pantaskan Diri (@miikomikoo) yang memposting bukti-bukti bahwa penghalangan dana oleh pria Papua tadi adalah modus yang digunakan untuk kepentingan pribadi. Bahkan ada foto pria tadi dikonfrontir dengan perwakilan pengurus Masjid Nabawi Jakarta dan mengakui kesalahannya.
Dalam akun itu juga diungkapkan, hasil interogasi Satpam Kemenhub dan pengurus Masjid Nabawi, si pria ini modusnya mencari sumbangan ke masjid-masjid perkantoran.
Nah lo. Jadi yang tadi penipuan dong?
Atau si pelaku dihukum untuk cari dana sama pengurus Masjid Nabawi setelah kejadian di Masjid Kemenhub?
Entahlah. Tapi yang jelas ini mencurigakan. Mohon juga jika pria itu datang ke masjid kantor anda, sebelum minta sumbangan ke jamaah diverifikasi dulu.
Tulisan ini tidak bermaksud menghakimi atau membuat anda jadi parno beramal. Tulisan ini cuma dimaksudkan agar kita lebih waspada saja.
Memang sih amal kita yang diniatkan untuk membantu, walau ketipu, tidak akan berkurang sedikit pun pahalanya. Namun kan alangkah baiknya kalau membantunya ke pihak yang tepat, jadi bantuan kita lebih ada manfaatnya.