Bagi anda yang akrab dengan twitter pasti tak asing lagi dengan istilah akun anonim. Akun anonim ini merujuk pada sebuah akun yang menyembunyikan identitas asli orangnya. Mereka memakai foto dan nama samaran agar identitasnya tidak diketahui orang.
Salah satu akun anonim yang paling fenomenal adalah @benny_israel. Akun yang banyak membongkar info-info intelijen ini, sempat menghebohkan dunia politik negeri ini. Media banyak yang menulisnya, para politisi memperbincangkan, sambil menduga dan menuduh siapa yang ada di baliknya. Bahkan Presiden SBY pun berkomentar tentangnya.
Meski bukan akun anonim pertama, tapi @benny_israel yang memasang avatar Jendral Moshe Dayan dan nama Benjamin Israel ini, merupakan akun anonim yang fenomenal, dan mempelopori “tradisi akun intel”. Sukses akun anonim ini, banyak menginspirasi akun intel atau anonim lain yang belakangan bermunculan. Kebanyakan mencontoh cara-cara @benny_israel.
Selain @benny_israel, ada juga akun anonim yang juga heboh yaitu @poconggg. Bedanya akun anonim ini pasarnya bukan politik tapi anak-anak remaja atau ABG. Postingan-postingan kocak akun yang memajang avatar pocong dengan kafan sesuai hari besar ini, mendapat pengikut yang sangat banyak. Dia bahkan menulis sebuah buku “Poconggg Juga Pocong”.
Akun @poconggg semakin jadi perbincangan ketika ada yang berhasil membongkar identitasnya. Si @poconggg akhirnya diketahui sebagai Arief Muhammad. Namun akun ini tak kehilangan penggemar. Bahkan pasca identitasnya terbongkar, Arif malah jadi pembawa acara TV dan bukunya difilmkan.
Meski ciri utamanya akun anonim adalah tidak memakai nama asli, namun tidak semua akun yang tidak memakai nama asli adalah anonim. Ada juga istilah pseudonym (pseudonym) atau pseudo. Banyak yang menyamakan anonim dan pseudo. Namun saya menilai membedakan keduanya lebih tepat.
Akun pseudo ini gampangnya adalah akun dengan nama alias. Namun identitas di baliknya banyak orang yang tahu. Nama pseudo atau nama alias ini cuma dipake sebagai nama online, atau semacam nama pena bagi penulis dan nama beken bagi artis.
Misalnya ada @ndorokakung yang orang tahu dia adalah Wicaksono. Atau @blontankpoer yang orang tahu dia Purwaka, dan yang lain-lainnya. Mereka bisa kita temukan di dunia nyata. Gampang dicari batang hidungnya. @poconggg pun sekarang bukan lagi akun anonin tapi pseudo, karena identitasnya sudah diketahui.
Sementara untuk akun anonim, kita tidak tahu siapa mereka. Jangankan mencari batang hidungnya, siapa mereka saja kita tidak tahu, paling-paling cuma bisa menduga-duga, dan menebak-nebak. Yang tahu siapa mereka hanya mereka sendiri, teman atau timnya, dan tentu saja Tuhan.
Ada juga akun anonim yang dibuat seseorang namun bisa dipake oleh umum. Akun @Aph_asia misalnya menyediakan diri untuk orang yang ingin ngetwit anonim, semisal memaki bos, memaki teman, berdebat, dan sebagainya, tanpa repot-repot bikin akun. Mereka yang mau memanfaatkannya tinggal mampir ke webnya (namun layanan ini tampaknya sudah tutup).
Mengapa orang memakai akun anonim? Alasannya banyak sekali. Alasan utamanya jelas, agar identitas aslinya tidak diketahui. Dengan tertutupnya identitas, banyak keuntungannya, misalnya: berbicara menjadi lebih bebas. Atau tidak perlu takut mengkritik keras, membongkar info rahasia, dan sebagainya, yang jika dilakukan dengan identitas asli mungkin akan berurusan dengan hukum.
Dengan akun anonim, seseorang mungkin jadi bisa mendebat bahkan memaki guru, atasan, atau teman dekatnya, yang tidak mungkin atau segan dilakukan dengan identitas asli. Banyak lagi alasan-alasan lainnya.
Dengan alasan yang hampir sama, anonim sudah ada jauh sebelum muncul twitter. Dulu di radio banyak akun anonim yang menyampaikan salam bagi seseorang karena malu kalau identitasnya diketahui. Di rubrik sex koran atau majalah penanya juga pake nama anonim. Orang menulis surat pembaca juga sering anonim, dan masih banyak lagi.
Maraknya akun anonim di twitter ini dinilai positif oleh banyak kalangan. Sebab akun-akun anonim ini melahirkan whistle blower yang membantu mengungkap info-info rahasia yang penting diketahui. Ini penting untuk transparansi. Info jadi beragam, banyak orang jadi gak sungkan atau takut mengumbar info sensitif dan rahasia.
Dalam diskusi, dengan menggunakan akun anonim juga akan bebas dari serangan ke personal atau ad hominem. Jadi diskusinya bukan menyerang personnya tapi substansi yang diungkapkannya. Orang tidak akan buru-buru kontra atau pro karena si penyampai diketahui di kubu A atau B misalnya, tapi semata-mata berdasarkan apa yang disampaikan.
Tapi banyak orang yang juga menilai negatif dan meresahkan akun anonim ini. Sebab, akun-akun anonim, terutama yang ngetwit politik, mulai menjadi semacam senjata politik yang digunakan untuk menusuk lawan. Infonya pun diyakini banyak info-info yang tidak jelas kebenarannya, atau banyak fitnahnya. Yang penting bisa menghantam lawan, menjelek-jelekkan dan follower percaya. Gejala ini makin terasa, dan diprediksi akan menguat menjelang hajatan politik akbar semacam pemilu 2014 nanti. Sekarang saja sudah mulai kelihatan berbagai kubu perang dengan akun anonim ini.
Bahkan banyak yang memakai akun anonim ini untuk menebar isu SARA dan memancing perpecahan. Akun anonim pendukung agama A dan agama B juga semakin ramai berperang. Ada juga akun anonim yang digunakan untuk kontes menjelek-jelekkan profesi dan kalangan tertentu. Alih-alih memberikan info berguna, akun anonim kini juga jadi ajang menjatuhkan dan memfitnah.
Lalu bagaimana kita menyikapi akun anonim? Kita sikapi positif saja. Toh idealnya memang kita mendengar atau membaca apa yang disampaikan, bukan siapa yang menyampaikan. Filsuf Prancis Michel Fouchault menekankan sekali hal itu. Informasi lebih penting dibanding yang menginformasikannya. Dia bahkan pernah menantang buku ditulis tanpa nama penulis, dia yakin buku tokoh tidak akan laku lagi.
Yang penting kita tidak perlu terbawa arus deras informasi yang dibawa akun anonim ini. Jangan telan mentah-mentah semua info yang diberikannya, jangan mau tergiring. Kita pilah-pilah. Caranya kita pinjam senjata wartawan yaitu: disiplin verifikasi.
Disiplin verifikasi ini penting agar kita tidak terjerumus dan masuk jebakan info tidak akurat atau fitnahan. Jangankan orang awam, media saja sering terjerumus info tidak akurat karena terburu-buru percaya dan lupa verifikasi.
Semoga setelah ini anda jadi bisa menentukan akun anonim mana yang akan anda percaya, anda RT, atau sebaliknya anda sanggah. Selamat ngetwit.
kalo saya make @NATALIUZONE itu termasuk pseudo juga yach ?? #sambilpromosiintwitter hehehe
@natalius iya pseudo..soalnya ngaku hihi
wich infonya lengkap banget sputar Twitter. Jeli dan detail. Saya sendiri termasuk yang juga membuat twitter anonim. he he he, ngaku nich yeee. tapi bukan untuk maki maki guru, pejabat loh. Thanks bro artikelnya. mantap banget
@mukti terimakasih pak..jgn disebut akunnya nanti jadi pseudo hehehe.. Thx udah mampir
Tapi kalo saya liat kecenderungan akun anonim lebih banyak digunakan ke yang negatif, dan parahnya lagi apa yang sudah diucapkan sudah terlajur dikomsumsi oleh publik. Misalnya saja komentar di text baris di media televisi, bayangkan kali seluruh nusantara nonton berita dan membaca text tersebut dan ternyata dikemudian hari apa yang disampaikan tersebut tidak akurat. Maaf komentarya berlebihan he he he. Salam ya 🙂
@andi memang demikian mas.apalagi akun anonim yg politik…
kayaknya mas dian juga pemilik salah satu akun anonim ya ….hehe. kalau akun aku pseudo (@aseps21)
@azas sy punyanya akun anonoh xixixi…
Kl akun saya bukan anonim bukan pseudo… asli… hehehe…
@kirman yg penting bukan akun KW.. Apalagi KW 2 wekekekek
pisau tidak pernah salah dan berdosa
yang harus diwaspadai adalah siapa yang memegang pisau itu