Pagi itu para petugas TPS 14 terlihat sibuk menyapkan alat-alat pencontrengan. Para petugas berseragam batik rapi berpeci itu terlihat serasi bersiaga di sebuah TPS yang ditata begitu apik.
TPS yang berada di sebuah Sekolah dasar SD 3 dan 6 itu memang tampak megah dan elegan. Tenda persegi empat yang biasa digunakan untuk pesta perkawinan itu dihias kain dan dekorasi menawan.
Bahkan kursi para undanganpun berselimutkan kain lembut. Hal itu tentu bukan tanpa sebab. Karena di TPS itulah Cawapres Partai Golkar dan Hanura Wiranto akan memberikan suaranya. Makanya tidak aneh juga kalau seluruh dekorasi mewahnya bernuansakan warna oranye khas warna Hanura.
Bahkan semua kursi terbungkus kain lembut warna Hanura juga. Suasananya juga teduh dan memanjakan para pengunjung dari warga RT 01 dan wartawan yang berbondong-bondong menonton dan meluput ke sana. Sayangnya suasana itu sangat timpang dengan sebuah TPS lain yang letaknya bersebelahan dengan TPS Wiranto. TPS 13 yang hanya berjarak sekitar 5 meter dan hanya dipisah jalan kecil dari TPS 14 kondisinya sangat memprihatinkan.
TPS ini hanya berada di lapangan terbuka dan nyaris tanpa atap. Hanya parasut tentara usang disangga sebatang bambu yang menjadi pelindung dari teriknya mentari siang hari. Itu pun hanya melindungi meja Ketua TPS saja.
‘Disini memang beda sama sebelah yang lebih nyaman,’ kata Ketua TPS 13 Suganda saat melihat seorang wartawati TV Swasta yang kepanasan.
Biaya untuk TPS sederhana ini juga relatif minim. Hanya sekitar Rp2jutaan. Suganda mengatakan hal itu wajar saja sebab di TPS nya
tidak ada pejabat yang mencontreng. ‘Maklumlah di sini tidak ada pejabatnya mas,’ ujarnya.
Sementara di TPS 14 ada tokoh nasional Wiranto yang juga menjadi cawapres. Soal fasilitas juga berbeda. Di TPS Wiranto makanan sangat mencukupi, bahkan wartawan juga ditawari makanan setelah semua petugas kebagian. Fasiltas tendan dan lainnya juga hadir karena bantuan Wiranto.
‘Pak Wiranto ini yang bantu, tinggal pindahin tenda dari rumah,’ ujar seorang warga di TPS 14.
Seusai mencontreng Wiranto dengan ramah juga mempersilahkan jika wartawan atau warga mau berkunjung ke kediamannya.
‘Silahkan dirumah saya ada minuman, silahkan kalau mau mampir terbukan. Mau tidur juga boleh,’ candanya.
Singkat kata dua TPS itu bersebelahan tapi berlainan. Namun ada yang tidak berlainan, ada yang sama yaitu keduanya sama-sama mengalahkan Wiranto dan memenangkan SBY