Dari Botol ke Water Bladder

foto: deuterusa.com

Salah satu hal penting yang tidak boleh lupa dibawa saat bersepeda adalah air. Saat bersepeda jarak menengah dan jauh air adalah kebutuhan yang tak bisa diabaikan. Air membantu mencegah dehidrasi akibat terkurasnya cairan tubuh akibat aktivitas bersepeda.

Ketika bersepeda, penafasan akan lebih cepat dan lebih intens dari biasanya. Hal ini menyebabkan tenggorokan cepat kering. Dengan air, hal itu bisa diatasi. Karena pentingnya air ini, maka ada juga yang berpendapat air sama pentingnya dengan helm saat bersepeda. Ada juga yang menyebut air sebagai “human fuel” alias bensinya manusia atau bisa disebut bahan bakarnya sepeda.

Memenuhi kebutuhan akan air dalam bersepeda, maka muncullah alat-alat untuk membawa air di sepeda. Yang paling umum dan paling awal muncul adalah botol air. Botol air ini biasanya diletakkan di dudukan khusus botol yang dipasang di frame sepeda. Bisa juga diletakkan di dalam keranjang, tas, dan kantong belakang jersey sepeda.

Sampai saat ini penggunaan botol air sepeda ini masih marak. Bentuk dan fungsinya secara umum masih sama dengan botol sepeda tempo dulu. Hanya saja dimodifikasi untuk mempermudah meminum dan dipercantik dengan desan dan grafis yang lebih menarik. Selain itu, bahannya juga semakin beragam dan bagus, mulai dari plastik sampai serat karbon.

Namun kemudian mulai dikenal cara lain untuk membawa air saat bersepeda selain dengan botol. Cara baru ini adalah dengan menggunakan kantong air atau water bladder. Alat  ini juga biasa dikenal dengan sebutan lain seperti hydration pack, water reservoir, kantong onta, dan lain sebagainya. Alat ini berbentuk sebuah kantong yang biasanya dibuat dari karet dengan dilengkapi selang.

Kantong water bladder berfungsi sebagai penyimpan air dan selangnya sebagai penyalur dari kantong ke mulut. Watter bladder ini biasa diletakkan dalam tas punggung atau rompi yang memiliki kantong khusus untuk water bladder dan lubang untuk mengeluarkan selangnya.

Alat ini biasa diproduksi produsen perlengkapan outdoor, olahraga dan perlengkapan militer. Biasanya dijual terpisah atau dijual satu paket dengan tas atau rompi khususnya. Selain untuk pesepeda, alat ini juga biasa dipake sebagai pemasok air minum atau sistem hidrasi oleh para pendaki gunung, penjelajah, sampai kalangan militer.

Jika dibandingankan dengan botol air biasa, water bladder jauh lebih baik dipakai dalam bersepeda. Berapa keunggulan water bladder antara lain:

Pertama, kapasitas air lebih banyak. Kapasitas water bladder memang jauh lebih banyak dari botol air biasa. Botol air biasa rata-rata kapasitasnya kurang dari 1 liter, sedangkan water bladder kapasitasnya rata-rata di atas 1 liter. Bahkan ada yang sampai 3 liter. Dengan kapasitas air yang besar ini akan memudahkan untuk gowes jarak jauh dan waktu lama. Misalnya gowes ke hutan atau gunung.

Kedua, lebih ringan. Jika dibandingkan dengan botol minum, water bladder jauh lebih ringan, namun kapasitasnya lebih besar. Dengan bobot lebih ringan, tentu akan membantu mengurangi bobot dalam bersepeda dan ini tentu akan membantu mengefisienkan tenaga dibanding jika bersepeda membawa bobot yang lebih berat.

Ketiga, memudahkan meminum saat di atas sepeda. Letak water bladder yang ada di punggung dan dengan selang yang diletakkan di sekitar dada, memudahkan goweser meminum air dari water bladder ini. Satu tangan hanya perlu meraih selang meletakkan ke mulut dan kembali lagi. Hal ini tidak akan mengganggu riding dan lebih praktis jika dibandingkan dengan minum dari botol yang perlu mengambil botol di bagian bawah frame sepeda atau tempat lain yang lebih ribet. Kebanyakan aktifitas mengambil botol lebih mengganggu riding dibandingkan dari water bladder.

Keempat, lebih bersih. Letak water bladder yang ada di dalam tas membuatnya terlindungi dari cipratan lumpur dibanding dengan botol yang diletakkan di frame sepeda. Bagi yang suka gowes melewati kubangan sehabis hujan atau gowes off road, problem botol kotor terkena lumpur sering menjadi keluhan tersendiri. Meski di botol biasanya ada pelindung, tapi bukan tidak mungkin kotoran masuk mencampuri air. Dengan water bladder hal itu teratasi.

Kelima, anti jatuh dan pecah. Botol air yang diletakkan di frame sepeda terkadang suka jatoh atau terlempar. Biasanya ini terjadi ketika sepeda menghajar lubang, atau gundukan, atau karena guncangan lainnya. Nah, untuk botol yang berbahan kurang kuat akan mudah pecah sehingga air yang dibawa menjadi bocor. Selain itu botol yang jatuh di jalan juga bisa membuka peluang masuknya kotoran ke dalam minuman.

Keenam, Menjaga air tetap dingin atau hangat. Letaknya di dalam tas, membuat water bladder terlindungi dari paparan cuaca sekitar. Jika cuaca panas, maka water bladder membantu menjaga air di dalamnya tetap dingin atau sejuk. Sementara di cuaca yang sangat dingin, alat ini juga membantu menjaga air agar tidak beku.

Dari segi harga, water bladder memang lebih mahal dari botol biasa. Bahkan untuk merek tertentu harga alat ini hampir seharga tasnya. Namun jika dibandingkan dengan manfaatnya tentu ini bukan sebuah masalah yang membuat alat ini tidak layak dimiliki.

Dari pengalaman gowes selama ini, telah membuktikan bahwa alat ini banyak manfaatnya. Dengan alat ini anda tidak perlu khawatir lagi dengan air yang anda bawa. Gowes pun akan terasa lebih aman jika “bensin sepeda” terjaga dengan baik. Jadi bagaimana menurut anda, tertarik beralih dari botol ke water bladder?

7 comments to “Dari Botol ke Water Bladder”
    • macem2..kalau merek microban harganya 90-100ribuan warna ijo.. bisa beli di internet atau di toko perlengkapan tentara..sy pake ini.. kalau mau yg mahalan ada deuter 250ribuan bisa beli di counter deuter atau toko perlengkapan gunung..ada juga eiger dll..

      om jepe gowes yuk..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *