Gayaman Bharatan

Sejak saya menulis soal Warangka Gayaman Pakualaman Era Paku Alam X, banyak teman baik mranggi maupun kolektor yang kemudian mutrani model warangka ini. Warangka gayaman resmi Era PA X ini pun semakin menyemarakkan dan memperkaya khazanah sandangan pusaka pada umumnua dan keris Jawa pada khususnya.

Terkait warangka ini, saya baru saja mendapatkan update informasi dari Pak Suryonuradyo Tejoningrat dari Puro Pakualaman terkait namanya. Menurut beliau, Gusti Hari atau GPH Hario Harimurti, memberi nama warangka tersebut Gayaman Bharatan atau dibaca mBharatan.

Gusti Hari adalah adik KGPAA PA X yang merancang warangka tersebut. Sebenarnya bentuk serupa sudah lama ada, tapi disempurnakan oleh beliau dan diresmikan PA X jadi warangka gayaman resmi. Nantinya keris yang dibuat di lingkungan Pakualaman baik untuk keluarga maupun abdi dalem jika gayaman akan memakai model ini.

Nama Gayaman Bharatan ini diambil dari nama pusaka Pakualaman yang bernama Kiai Bharat. Pusaka ini berupa wayang kulit Anoman atau Hanuman yang bergelar Kiai Bharat. Wayang ini mendang keris dengan model seperti warangka Era PA X ini.

Informasi tersebut menjawab pertanyaan yang selama ini diajukan teman perkerisan terkait warangka tersebut. Misalnya Mas Titus Austyn yang sempat menanyakan apakah warangka gayaman tersebut terinspirasi dari wayang gagrak PA? 

Sebab Mas Titus melihat wayang gagak PA memakai keris dengan warangka gayaman seperti yang sekarang dipakai di Era PA X. Mas Titus juga memberikan beberapa foto wayang PA. Salah satunya adalah wayang Kapi Foto Wayang Kapi Cucakrawun, karya Pak Stan Hendrawidjaja yang memotret wayang milik Mas Alfian Hari Prasetiyo, yang memaki keris dengan model seperti Gayaman Bharatan (lihat foto). Nah informasi Gusti Hari mengkonfirmasi bahwa memang warangka tersebut terinspirasi dari wayang PA.

Jadi sekarang, warangka ini bisa kita sebut Gayaman Bhatatan. Menurut saya pemberian nama ini bagus, salah satunya untuk membedakannya dengan warangka Gayaman PA lainnya yang sebelumnya juga pernah ada.

Gayaman Bharatan ini juga sudah banyak dibuat dan dipakai teman-teman perkerisan. Sementara saya sendiri yang membantu memperkenalkan malah belum membuat. Selain belum sempat, saya sebenarnya juga menunggu kayu yang bagus. 

Akhirnya kayu yang saya cari sejak lama ketemu juga. Saya dapat kayu yang menurut saya bagus yaitu Cendana Jawa dengan motif Ngenam Kepang atau motif seperti anyam-anyaman.

Lalu saya minta Mranggi Muda Mas Sutopo membuat Gayaman Bharatan ini. Terus terang sambil deg-degan, karena warangka ini belum ada blaknya dan bagi mranggi belum sefamilier Gayaman Yogya pada umumnya. 

Tapi ternyata hasilnya sempurna sesuai ekspektasi saya. Bahkan melebihi ekspektasi saya. Lebih kerennya lagi waktu garapnya sangat cepat.

Warangka ini sengaja belum difinishing, hanya dihaluskan saja. Rencananya nanti akan digebek untuk makin menonjolkan motifnya Nganam Kepangnya.

Gayaman Bharatan itu kemudian saya jodohkan dengan deder tayuman gaya PA (deder gaya Yogya dengan kuncung ala Solo), yang sudah lama saya simpan. Ternyata cocok dan serasi.

Rencananya nanti akan saya pakai untuk keris kamardikan dengan gaya PA, dengan mencotoh keris-keris PA lama. Tapi entah kapan bisa membuat bilahnya, yang penting sudah menyiapkan dulu sandangannya. 

Seperti kata para senior bahwa sandangan yang bagus akan memancing datangnya pusaka bagus.

Teman-teman apakah sudah ikut membuat warangka Gayaman Bharatan? 

Jika sudah share foto di kolom komentar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *