Kicauan Penyerang Wartawan

foto dari twit @ndorokakung

Kemarin saya mendapat kabar ada beberapa teman wartawan yang dikeroyok anak SMA dan masuk rumah sakit. Kebetulan salah satu korbannya adalah teman saya Fotografer Seputar Indonesia Yudistiro Pranoto. Saya lalu mencari beritanya di media online untuk tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Setelah saya baca berbagai berita, ternyata kejadiaan yang melukai Yudis adalah bentrokan antara siswa SMA 6 Jakarta dengan para wartawan. Siwa SMAyang beralamat di Jl Mahakam Kebayoran Baru itu menyerang para wartawan yang melakukan aksi damai di depan sokolahan mereka.

Aksi para wartawan sendiri, dipicu oleh aksi pengeroyokan terhadap seorang juru kamera Trans 7, Jumat lalu (16 September). Juru kamera yang bernama Oktaviadri, pada saat itu sedang mengambil gambar anak SMA yang tawuran. Tak terima diliput anak SMA lalu menyerang dan merampas alat kerja Oktaviadri.

Makanya Senin kemarin, para wartawan melakukan aksi damai dan mediasi dengan pihak sekolah untuk mengetahui siapa pelaku dan mendapatkan kaset yang dirampas. Namun kemudian terjadi bentrokan antara wartawan dengan siswa sekolah tersebut.

Bentrokan tersebut sedikitnya melukai 10 wartawan. Yudis, mengalami lupa paling parah, karena mengalami gegar otak dan luka lebam di berbagai bagian tubuh. Saat ini dia tengah dirawat di RS Pusat Pertamina. Kamera Yudis juga dilaporkan hilang di lokasi, dan belum ditemukan.

Selain dia korban lainnya antara lain, Banar Fil Ardi (Fotografer Kompas.com), Panca Saukani (Fotografer Media Indonesia), dan Dodi ( Wartawan Trans7). Sebuah mobil dinas Trans TV juga rusak akibat amukan anak SMA.

Kejadian kemarin itu juga membuat ramai twitter. Namun bukan soal bentrokannya yang membuat ramai, tapi kicauan pengakuan anak SMA yang mengaku ikut menyerang wartawan. Kicauan anak SMA 6 bernama Gilang Perdana lewat akun twitternya @Gilang_Perdanaa ini lantas ramai diperbincangkan dan menuai reaksi di twitter.

Berikut adalah kicauan sang penyerang wartawan itu lewat akun @Gilang_Perdanaa:

“Gorasix all base vs wartawan tai

Mahakam keras coy. Jangan ngusik kalo gak mau diusik, wartawan pun jadi korban.

Puas gua mukulin wartawan di jalur sampe bonjok2 emosi bet gua tai

Mampus mobil wartawan ancur lau ngentot tai lau anjing bkin rusuh aje lu!”

Selain Gilang, ada juga anak SMA 6 lainnya yang juga berkicau usai penyerangan. Misalnya akun @danoe12:

mampus lu wartawan gegerotak, makanya jangan cari masalah, mahakam keras bos!

Ada juga @AstridAdriani yang mengRT twit Gilang:

Haha saik  ._. wartawannya semoga mati deh 😀 RT @Gilang_Perdanaa: Puas gua mukulin wartawan di jalur sampe bonjok2 emosi bet gua tai

Kicauan Gilang lalu menyebar dengan cepat. Di twitter dia kemudian menjadi tersangka, dan buronan. Banyak orang mencari siapa Gilang ini. Dia mendadak menjadi “buronan” media sosial dan banyak yang menunjukkan facebook nya, akun Kaskus, dan ada pula yang menshare alamatnya.

Gilang pun mencoba lari dan menghilangkan jejak dengan mengganti akun twitternya menjadi @giper2k11. Tak lama akunnya diubah lagi jadi @gilaaangsss dan diproteksi. Upaya Gilang itu agaknya sia-sia karena identitasnya sudah terlanjur diketahui. Bahkan polisi pun mencari keberadaan Gilang ini dari informasi kicauannya itu.

foto: VIVAnews

Mungkin saat ini Gilang menyesali diri mengapa dia ngetwit pengakuan itu. Saat ngetwit mungkin dia tidak sadar bahwa kicauannya itu bisa berbuntut panjang dan menjadi bukti yang bisa menyeretnya ke meja hijau. Dia mungkin juga tidak sadar bahwa sesuatu yang diposting ke internet dibaca jutaan orang dan tidak akan bisa hilang walau dihapus atau pemiliknya ganti akun.

Kicauan Gilang dan anak SMA 6 itu mengingatkan saya pada kicauan yang dilakukan anak SMA 28. Kicauan menjelang ajal siswi SMA 28 itu juga gak kalah terkenal dari kicauan Gilang.

Kejadiannya di bulan Ramadan lalu. Aisah Siregar saat itu sedang mengikuti Saur on The Road (SOTR) Sabtu (13/8/2011), dan menumpang mobil Yaris yang dikemudikan temannya. Lalu mobil mengalami kecelakaan di Jalan Warung Buncit, Aisyah dan Astrid yang ada di dalam mobil itu pun tewas.

Kecelakaan itu diduga karena pengemudi mobil kebut-kebutan dan hilang kendali. Kicauan Aisah yang menyebar pasca kejadian itu memperkuat dugaan tersebut. Melalui akun @aisahsiregar, dia masih sempat ngetwit sebelum malaikat maut menjemputnya:

“Dibawa balapan sama bowo guyssss.. Gue vera acid ratna langsung meleekkkkkkk :O

Cuussssss balapan lagi guysssssss. Banyak setan nih -_-

@nikenekamarth lo dimana ken? Gue lagi dibawa au nih kemana-_- wakakakka”

Meski berbeda kasus, kicauan anak SMA 6 dan 28 itu bernada sama, yaitu memberi titik terang atas semuah kasus. Twit Aisah membuka fakta bahwa dugaan kebut-kebutan yang membuat mobil kecelakaan dan menewaskanya, adalah benar adanya. Sementara kicauan Gilang membuka jalan untuk mengetahui pelaku penyerangan wartawan, perampasan alat kerja, dan pengerusakan mobil.

Bagi saya itu semua memberikan satu lagi bukti kekuatan media sosial. Terbukti media sosial bisa membantu memberikan titik terang. Semoga sebagaimana kicauan Aisah, kicauan Gilang juga memberikan titik terang.

 

6 comments to “Kicauan Penyerang Wartawan”
  1. seperti kata pepatah : “mulutmu harimaumu” kali ini (karena pake twitter) pepatahnya “Jempolmu musuhmu” pesan moralnya hati-2 kalau melontarkan pendapat lisan maupun tulisan.

  2. jiah beritanya nggak imbang. SMA70 yang terlibat tawuran kok nggak disebut yak oom, saya sebagai mantan karyawan TV (yang katanya mobil dihancurin) kok malah jadi bingung, tujuan dateng ke SMA 6 kenapa yaa? awalnya khan Tawuran antara 6 dan 70, lalu wartawan ada yang terpukul, dan terampas kameranya. lalu kenapa langsung memvonis siswa SMA 6.dan demo disana, apalagi Aksi Wartawan menghakimi SMA 6, lalu 70 dianggap tak bersalah? Seharusnya Wartawan Imbang dalam memuat berita. dan tidak main vonis sendiri dengan “Menyerbu” SMA 6, bagi saya ini memalukan wartawan. karena dimanapun baik di Dunia Perang, Wartawan selalu netral, dan sudah nasib wartawan, bila meliput perang terkena peluru. bukan menantang perang. apalagi dengan anak SMA, cukup memalukan.

    • @patraputra : ini kata temen yg di sana: kenapa yg didatangi SMA 6 krn yg diserang melihat atribut penyerang SMA 6.. lalu ke sana minta klarifikasi dan mediasi sambil aksi damai.. ini biasa dilakukan wartawan kalo ada temannya dipukul.. kalo mau berita imbangnya baca portal berita lengkap kok.. blog ini cuma mau membahas soal “kicauan Gilang”. thx dah mampir

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *