Sering mendengar orang mengatakan: “konspirasi Yahudi nih”. Atau mungkin anda sendiri juga suka mengatakannya?
Pernahkah terpikir, mengapa Yahudi dicitrakan begitu hebat, sehingga semua konspirasi dituduhkan berasal dari mereka? Mengapa Israel, sebuah negara baru yang berdiri dengan mencaplok Palestina, bisa cepat tumbuh menjadi negara maju dan digdaya. Padahal negara ini terletak di gurun yang tandus serta miskin sumber daya alam, dan dikepung negara-negara Arab yang menjadi musuh bebuyutannya.
Bahkan saat negara-negara Arab itu bersatu mengeroyok Israel, dalam perang enam hari, malah kalah dengan negara Yahudi ini. Padahal kala yang kala itu negara ini masih bayi itu. Lalu apa hebatnya angkatan perang negara yang berbendera Bintang Daud ini?
Pertanyaan-pertanyaan itu sebagian besar terjawab dalam sebuah buku “Start-Up Nation: Kisah Keajaiban Ekonomi dan Inovasi Israel“. Buku setebal 300an halaman yang ditulis oleh Dan Senor dan Saul Singer.
Dalam buku tersebut diceritakan bagaimana Israel berdiri dengan keterbatasan. Baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam. Keterbatasan itu biasa diatasi dengan kecerdasan dan inovasi. Negara kecil ini memang dibangun, tumbuh, dan dikelola layaknya perusahaan rintisan alias start-up. Ciri perusahaan start-up biasanya penuh keterbatasan, modal kecil, tapi pemikiran dan inovasi besar. Selalu berpikir out of the box, tak seperti perusahaan konvensional yang cenderung linerar atau tradisional pola pikirnya.
Sebagai contoh, untuk mengatasi tandusnya lahan, orang Israel membuat sistem pertanian dengan irigasi tetes. Gurun yang tandus kemudian berhasil disulap jadi lahan hijau. Bahkan di saat negara lain bertambah luas wilayah gurunnya dari waktu ke waktu, Israel justru berhasil membuat wilayah gurunnya menyusut. Tentu saja berganti dengan lahan hijau, yang sebagian besar produktif.
Cerita negara Yahudi ini memang seperti cerita perusahaan start-up seperti Google, facebook, dan lain sebagainya. Mulai dari kecil dan terbatas, lalu tumbuh cepat dan menguasai dunia. Lobi dan persekutuan Israel dengan negara besar atau adidaya lainnya, juga seperti sebuah start-up yang melobi dan mendapat bantuan modal dari venture capital.
Di Israel sendiri, banyak lahir perusahaan start-up yang sukses secara global. Visi mereka memang global, sebab tidak ada pasar dalam negeri, dan pasar regional juga tidak mungkin digarap karena memusuhi, maka hanya pasar global satu-satunya jalan.
Keberhasilan Israel ternyata juga menulari negara lain yang setali tiga uang dengannya. Singapura contohnya. Negara yang awalnya bagian dari malaysia ini di awal berdirinya juga banyak dibantu Israel dalam soal militer dan tata kelola pemerintahan.
Buku Start-up Nation ini menarik karena membuka perspektif baru, bahwa semangat kewirausahaan dan tata kelola yang tak biasa ternyata juga berperan penting dalam majunya sebuah negara. Saat sebuah penemuan ditertawakan di tempat lain, di Israel penemuan itu mendapat tempat, dan berhasil berkembang.
Selain itu para pengusaha dan penduduk Israel juga begitu membanggakan negaranya. Saat pengusaha dari negara lain membanggakan perusahaannya, pengusaha Israel membanggakan Israel. Inilah yang membuat mereka solid, berpengaruh, dan sukar dikalahkan lawan-lawannya.
Jadi bagi yang mau melawan Israel, jangan cuma modal antipati saja. Sebaiknya kenali dulu seperti apa mereka. Sehebat apakah mereka. Lalu samai kehebatannya, lalu lampaui. Kalahkan. Karena mustahil mau mengalahkan tanpa tahu sehebat apa yang akan dikalahkan itu. Nah, buku “Start-up Nation” ini cukup membantu untuk itu.
Semoga bermanfaat, dan semoga saya tidak dituduh antek Yahudi. Karena saya cuman temannya Wahyudi. 🙂