Pembonceng Bawa Nama Akbar

foto: golkarkalsel.com

Saat ini pengurus teras Partai Golkar sedang menimbang-nimbang nama capres. Berbagai usulan pun dipertimbangkan. Usulan nama capresdari kader internal tentu biasa, namun bagaimana jika usulan itu dari orang tak dikenal?

Sore itu Ketua DPR yang Juga Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar sedang sibuk menjawab pertanyaan wartawan di pressroom DPR. Jumpa pers dadakan yang dilakukan karena permintaan wartawan untuk merespon isu permintaan maaf SBY pada Golkar itu berlangsung sangat cair.

Sesekali bahkan Agung melontarkan canda pada pertanyaan nakal dan “menjebak” dari wartawan. Banyak pertanyaan dan pernytaan terlontar. Agung dengan santai menjelaskan bahwa kasus dengan demokrat harus dihadapi dengan dingin. Tak perlu saling membalas statatemen atau ejekan. Setelah ada jeda pertanyaan wartawan, tiba-tima menyeletuk seorang setengah baya di pojok ruangan.

“Mau Tanya pak,” kata orang yang tampil perlente dengan setelan kemeja kuning dan berdasi yang belakangan diketahui bernama Wahono itu.

Ekspresi kaget terlihat dari wajah Agung, namun dengan santai dia meladeni orang asing tersebut. “Wah bajunya kuning ni,” sapa Agung.

“Iya Pak saya Golkar,” ujar orang itu.

Agung tampak tersenyum simpul, namun senyum itu segera berubah saat orang itu mulai mengutarakan pertanyaan yang sesungguhnya berupa pernyataan. Saya usulkan duet Akbar (Tandjung)-Wahono (namanya sendiri),”tukasnya.

Orang itu bahkan mengklaim jika dilakukan usulannya bisa meningkatkan 20% perolehan suara Golkar. Agung tampak salah tingkah menghadapi orang yang terus mencecarnya itu.

“Iya-iya sampaikan di situ saja,” kalakarnya mencoba mengalihkan.

Para wartawan yang hadir lantas merespon pembonceng jumpa pers itu. Mereka mengatakan pada Agung untuk tidak merespon dan melanjutkan Tanya jawab.

“Wah pembonceng gelap ini,” celetuk wartawan.

Namun rupanya, orang yang namanya mirip mantan Ketua DPR Wahono itu tetap tak mau menyerah. Dia kemudian pindah tempat ke kursi sebelah tempat Agung duduk. Lalu jumpa pers kembali berjalan sembari mata wartawan tak lepas dari orang itu.

“Jangan-jangan nanti Pak Agung dipukul,” bisik wartawan setengah bercanda melihat hal menggelitik itu.

Si pembonceng terus sabar menunggu Agung bahkan saat usai jumpa pers Agung terus dikejar agar mau menerima usulan capres Akbar Tandjung-Wahono. Agung terus mengelak dan akhirnya bisa lolos dari kejarannya.

Kejadian tersebut kemudian menjadi buah bibir di lingkungan pressroom DPR. Rupanya Wahono yang sehari-hari mondar-mandir di seputaran DPR itu bukan pertama kali melakukan pemboncengan.

Seorang teman wartawan mengatakan Wahono bahkan pernah dikeluarkan dari Komisi II karena mengeluarkan statemen di dalam ruang sidang. Namun siapapun Wahono, dia telah menyampaikan apa yang selama ini sedang up to date di Partai Golkar dan membuat geli para pencari berita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *