Jika ditanya di mana bisa bertemu dengan para pengemis? Pasti jawaban yang segera terpikir adalah perempatan jalan atau lampu merah, di depan mesjid, di pasar, dan sebagainya. Wajar jika lokasi itu yang terpikirkan, karena memang di sanalah biasanya para pengemis berkeliaran.
Namun di zaman cyber ini, lokasi pengemis juga bertambah. Internet dan media cyber lainnya adalah lokasi baru untuk mengemis. Anda yang akrab dengan dunia online pasti pernah bertemu dengan pengemis online ini, baik anda sadari maupun tidak.
Pengemis online ini bukan pengemis sembarangan. Berbeda dengan pengemis konvensional yang biasanya tidak berpendidikan tinggi, pengemis online ini lebih berpendidikan. Buktinya dia akrab dengan internet atau dunia online. Bahkan dia lebih pintar dari orang-orang berpendidikan namun gaptek.
Bedanya lagi, jika biasanya pengemis menunjukkan wajah atau keadaan iba pada kita untuk dikasihani, pengemis online tidak kelihatan batang hidungnya. Dia hanya memancing iba kita melalui tulisan yang dibuat dan tersebar secara online.
Biasanya mereka mengirim tulisan memohon bantuan ini ke email kita atau ke kolom komentar di blog atau media sosial kita. Tentunya kalimat mohon bantuannya dibungkus sedemikian rupa sehingga bisa memancing rasa iba, dan keinginan kita untuk membantu.
Berikut ini contoh tulisan pengemis online:
“Pak, tolong bantu saya, sudah dua bulan ini kami tak punya penghasilan lagi. Rumah keluarga kami juga terjual. Tolonglah pak bantu kami seikhlasnya, sekedar untuk makan. Kepada siapa lagi kami mohon bantuan kalau bukan kepada bapak. Berikut rekening saya XXXXXXX”
Kalimat pengemis online seperti itu biasa kita temukan di status blog sampai wall facebook. Biasanya yang jadi incaran adalah media sosial orang-orang terkenal atau orang kaya. Namun kadang muncul juga di ponsel kita entah darimana datangnya dengan nomor yang tidak kita kenal melalui SMS.
Berikut contoh SMS pengemis online:
“Mohon bantuan untuk biaya sekolah kami. Silahlahkan salurkan kepedulian ada ke rekening XXXX”
Kadangkala bahkan lebih vulgar lagi cara mengemisnya dengan kalimat seperti ini: “Om bagi duit dong”, “Om transfer sejuta aja ke sini XXXXXX”, dan lain sebagainya.
Masih banyak lagi rupa-rupa cara pengemis online melancarkan aksinya. Permintaannya mayoritas uang, namun ada pula yang meminta pulsa.
Lalu siapakah sebenarnya pengemis online ini? Apakah mereka benar-benar orang miskin yang butuh bantuan? Jawaban saya adalah: mereka itu orang iseng yang sebenarnya tidak butuh bantuan. Saya yakin betul dengan jawaban saya ini.
Para pengemis online ini adalah pengemis palsu. Sama dengan pengemis konvensional yang juga banyak pengemis palsunya. Tapi bedanya, semua pengemis online adalah pengemis palsu. Pengemis palsu karena sebenarnya mereka bukan orang yang layak mengemis dan tentu saja bukan orang yang layak dibantu.
Bedanya lagi, pengemis online ini adalah pekerjaan sampingan. Para pengemis online ini biasanya orang iseng. Iseng-iseng mengemis online siapa tahu ada yang bantu. Kan lumayan dengan modal mengarang dan mengetik sebentar saja, siapa tahu ada yang benar-benar terpancing mentransfer sejumlah uang atau pulsa.
Siapa mereka? Bisa siapa saja. Bisa anak sekolahan, anak kuliahan, sampai pekerja kantoran. Siapa saja bisa jadi pengemis online asal bisa memanfaatkan internet atau bisa online. Dari sini, juga membuktikan bahwa mereka adalah orang yang tidak layak dibantu. Jika benar dia tidak punya uang dan butuh uang untuk sekedar makan, sebagaimana halnya pengemis, lalu mengapa dia mampu online? Mampu menyewa internet, membayar tagihan modem, atau membayar pulsa untuk kirim SMS.
Saya sendiri pernah coba berdialog dengan pengemis online ini. Bagi yang memakai modus SMS, baik yang meminta pulsa maupun uang, saya coba menawarkan bantuan namun saya minta ketemu dan melihat rumah atau keluarganya. Hal yang sama juga saya berlakukan bagi pengemis online via email atau komentar blog.
Apa jawaban mereka? Semua menolak bertemu, lalu kabur alias tak bisa dikontak lagi. Semakin jelas kan mereka ini bukan orang yang benar-benar butuh bantuan. Kalau sudah begini, aktivitas pengemis online ini sudah seperti penipuan.
Ada juga modus pengemis online yang memakai cinta. Kalau yang ini saya sebut pengemis cinta online. Mas Nukman (@nukman) pernah ngetwit soal teman perempuannya yang kepincut bule di facebook. Setelah lama kenalan lalu si bule mengemis minta dipinjami duit dan karena cinta sudah melekat, maka di cewek pun mentransfer ribuan dolar. Endingnya mudah ditebak, si bule pengemis cinta pun kabur entah kemana dengan membawa dolar dan meningalkan sesal dan duka nestapa.
Tapi penting juga digaris bawahi bahwa tak semua permintaan bantuan adalah pengemis online. Ada juga permintaan bantuan yang bukan pengemis online. Saya menyebutnya sebagai penggalangan bantuan online. Ini biasanya dilakukan oleh orang yang jelas dan lembaga yang jelas untuk kasus atau orang tertentu yang juga jelas identitasnya. Misalnya penggalangan bantuan untuk anak yang kekurangan biaya di rumah sakit, untuk panti asuhan, dan lain-lain yang mudah kita cek di dunia nyata. Ini beda dengan pengemis online yang entah di mana makhluknya, karena memang mereka selalu menghindar jika mau ditemui.
Lantas bagaimana seharusnya sikap kita pada mereka? Kalau saya boleh member saran, sebaiknya kita abaikan saja jika saat online kita bertemu dengan pengemis online ini. Jangan mudah iba, lalu dengan mudahnya membantu.
Jangan mudah percaya dengan orang yang belum kita kenal. Prinsip ini saya rasa tidak hanya cocok untuk pergaulan sehari-hari, namun cocok pula untuk pergaulan di dunia online. Terutama menghadapi para pengemis online, atau penipuan online lainnya.
Enak bener dibacanya… Ini posting berguna agar orang tak mudah tertipu…
eh ada om blontank.. suwun telah mampir pak de.. 🙂
Pernah suatu kali ada yang minta dijadikan anak angkat….hahahahaa….. buat anak yang ada saja megap-megap sekolahkan di jaman ini, eh ada warga yang tidak jelas minta dipasilitasi juga…. salah minta menurutku…
@wina: hahaha.. iya tuh..masih mending, ada yg minta kerjaan..lah kalo ada mending kita kerjain sendiri nambah penghasilan hehe
kenapa harus mengemis?
@andinoeg : iseng2 cari duit? atau malas kali hehe
He he he,
ada juga ya pengemis di dunia digital seperti yang kita gunakan saat ini.
hem hem hem.
harus pandai-pandai menerjemahkan ….!
salam
ada tuh banyak lo..terutama di blog2 tokoh/orang terkenal..baca deh komennya
Heheeee pengemis.a jaman sekarang dah pada pinter” yaaaa
Mas tolong yaaaa saya sudah 6 tidak makan enak, makan cuma nasi tok tok gak ada lauknya, bisa bantuk gak massss saya minta tolong saya juga kepengen makan yang enak-enak, bantuin ya masss cukup dengan buka google terus ketik “Pantai Kuta Lombok” terus tolong di kelik yang ada kata 7og4nk ato Lombok 7og4nk nanti disitu tolong di kelik salah satu link berwarna biru di bawah tulisan berjalan kearah kiri bunyi tulisannya “welcome to lombok 7og4nk, please don’t leave lombok before you visited north lombok.
TQ mass bantuanya :'(
@yosh: itu “ngemis” juga ya..hahaha
hahaha… ada2 aja akalnya buat iseng dan menipu ya?
@baboo: makin canggih zaman, makin canggih jg cara cari uang..hehe
s
Mas…Dian..kalau aku butuh beneran nich.. ..wis gak kuat masss…
@cinta: butuh apa nih…ampe gak kuat gitu, hihi… *mencoba tidak membayangkan yg bukan2 hihi
info yg bgus… baru tau klo ada juga seperti it d internet…
Kadang, eh bahkan juga sering, ada blogger yang juga ikut-ikutan ngemis, tapi ngemis disini maksudnya adalah semacam ngemis untuk berharap dapat kunjungan balik, dan tidak jarang pula ada yang sampai memaksa si narablog untuk berkunjung ke blognya.
Jadi menurut saya, pengguna internet Indonesia makin hari makin aneh-aneh saja kelakuannya hehe… 🙂
@ipras: hehe..bener.. kalo di twitter minta polbek 😀
Yang paling nyebelin di twitter dan G+, ada orang ngefollow, tadinya ngemis2 minta di folbek, eh, giliran difolbek setelah 2 minggu unfollow. Ane liat profilnya, ajegile, followernya banyak. Sok ngartis kali ye…
Ampun jendral deh… 😀
wah, sepertinya mengemis itu hal yang kompleks deh, saya di blog sering blogwalking mengemis kunjungan, di facebook sering chat mengemis like, di twitter sering mention mengemis folbek, tapi belum pernah mengemis duit, hehe
apakah diriku ini udah jadi seorang yang bermentalkan pengemis ? huhu 🙁
Pak saya orang miskin bagi sayang uang,, ibu saya sakit dan bapak saya suda gak kerja,. sekarang kami makan dari hasil mengais sisa makan tetangga kami.. itu pun kalo merekah masi menyisakan kalo enggak ya udah selama beberapa hari kami gak makan dulu..
Pak tolong ya..
hehehe pak tolong juga ya kunjungi balik blog saya..
salam kenal tanks info nya gan
Baru tahu ada yang begituan juga di jejaring sosial atau comment blog, tidak tertutup kemungkinan salah satu bentuk penipuan juga. Karena ada juga di dunia offline yg seperti itu. Biasanya kalau didunia jaringan seluler adalah MAMA MINTA PULSA dan yang sejenis dengan itu. Itu masuk bagian dari pengemisan bukan?? 😀
@blogvision: mama minta pulsa..tergolong pengimis juga,tp lebih condong ke arah penipuan..krn mencoba menipu penerima sms bahwa itu dari mamanya..
Hahah,,, Kabnyakn di FB ngemis like share bagikan.. apalagi suruh bilang amin