Perang yang Lebih Besar dari Badar

etika perang nabi

etika perang pasukan Islam

Salah satu film perang yang terkenal adalah film “300”. Film tahun 2006 ini menceritakan bagaimana Leonidas memimpin 300 pasukan Sparta bertempur melawan ribuan pasukan Persia yang dipimpin Xerxes. Pertempuran tidak imbang ini tentu mudah ditebak endingnya: Sparta kalah.

Namun keberanian dan semangat pantang menyerah Sparta membuat kekalahan mereka menjadi tak sia-sia. Mereka dinilai heroik dan layak dikenang sebagai ksatria yang melegenda. Itulah yang kemudian membuat film “300” menjadi terkenal dan disukai.

Sebenarnya kisah fantasy seperti film “300” itu pernah terjadi di dunia nyata. Tepatnya pada 17 Ramadan tahun ke-2 Hijriyah atau 17 Maret 624 Masehi. Saat itu di dekat Sumur Badar (semacam lokasi rest area rute dagang Mekah – Suriah) 313 pasukan Muslim bertempur dengan 1000 lebih pasukan kafir Quraisy.

Ribuan pasukan Quraisy di bawah komando Abu Jahal, yang tiba di Badar agak mengejutkan 300an pasukan Muslim. Sebab awalnya pasukan Muslim mengira hanya akan bertempur dengan pasukan Qurais Abu Sofyan yang pulang berdagang. Mereka sadar di atas kertas agak mustahil 300an orang menang melawan 1000an orang dengan persenjataan yang lebih baik.

Namun Nabi Muhammad saw yang berada di barisan paling depan pasukannya terus menyemangati. Pasukan Islam yakin akan janji dan pertolongan Allah kepada mereka, yang kemudian dilantunkan Rasulullah dalam doa, sesaat sebelum perang dimulai:

“Ya Allah, penuhilah untukku apa yang Kau janjikan kepadaku. Ya Allah, berikan apa yang telah Kau janjikan kepadaku. Ya Allah, jika Engkau biarkan pasukan Islam ini binasa, tidak ada lagi yang menyembah-Mu di muka bumi ini.”

Karena itu meskipun kalah jumlah, tak sejengkal pun pasukan Muslim berniat mundur. Kaum muslim Muhajirin (yang hijrah dari Mekkah) dan kaum Anshar (penduduk asli Madinah) solid dalam satu barisan. Bahkan Sa’ad bin Ubadah, salah seorang kaum Anshar mengatakan:

“Seandainya engkau (Muhammad) membawa kami ke laut itu, kemudian engkau benar-benar mengarunginya, niscaya kami pun akan mengikutimu.”

Perang Badar pun diawali dengan majunya tiga orang dari dua pasukan untuk bertanding satu lawan satu. Partai pembuka ini adalah tradisi perang bangsa Arab saat itu.

Maka majulah tiga orang Anshar maju dari barisan Muslim. Namun kafir Quraisy tidak setuju, karena mereka ingin membinasakan Muslim yang dari Quraisy (Muhajirin). Lalu majulah Ali bin Abi Thalib, Ubaidah bin al-Harits, dan Hamzah. Mereka kemudian berhasil memenangkan partai pembuka dan menewaskan tiga orang kafir Quraisy. Meskipun Ubaidah mendapat luka parah yang menyebabkan ia wafat.

Selanjutnya pertempuran utama pun berlangsung. Selesai berdoa, Rasulullah sebagai panglima perang mengambil baju besinya dan terjun ke medan lagi menerjang musuh dengan meneriakkan:

“Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang”.

Belakangan diketahui bahwa kalimat itu merupakan wahyu yang turun dan diabadikan dalam Al Quran Surat Al-Qamar ayat 45.

Perang pertama umat Islam itu terjadi selama sekitar dua jam. Dengan semangat juang tinggi dan tak kenal lelah pasukan Muslim menggempur kafir Quraisy, padahal saat itu, pasukan Muslim sedang berpuasa Ramadan. Akhirnya mereka berhasil memenangkan pertempuran itu, dan memukul mundur pasukan kafir Quraisy.

Hanya 14 orang pasukan muslim yang gugur. Sementara puluhan kafir berhasil ditewaskan, ditawan, dan sisanya lari tunggang-langgang.

Hari itu, di hari yang sama dengan turunnya ayat pertama Al Quran beberapa tahun sebelumnya, pasukan Islam mencetak kemenangan gemilang atas pertolongan Allah. Al Quran pun mengabadikan firman Allah tentang bantuannya saat Perang Badar ini:

“(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: “Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut”.(QS. Al-Anfal: 9)

Kemenangan di Badar ini menjadi penting bagi umat Islam. Sebab setelah ini posisi kaum Muslim yang awalnya adalah kelompok kecil yang dikerjar-kerjar, disiksa, dan dibantai, sampai harus mengungsi (hijrah), kini menjadi sebuah kekuatan baru di Jazirah Arab yang tidak bisa dipandang sebelah mata.

Bahkan saat itu, satu orang pasukan Muslim disebut setara dengan 10 orang pasukan musuh. Perang Badar yang dahsyat, dan perang-perang berikutnya membuktikan hal itu.

Memang tidak ada pertempuran yang sedahsyat perang Badar. Bayangkan saja 313 orang melawan ribuan pasukan bersenjata lebih lengkap. Sementara di film fantasy “300” saja, Sparta kalah dari Persia (di kemudian hari, di dunia nyata, Kerajaan Persia pun akhirnya takhluk di tangan pasukan Muslim). Ini pasukan Muslim menang, padahal sedang berpuasa saat bertempur.

Tapi ternyata ada perang yang lebih besar dari Perang Badar ini kata Nabi. Sepulangnya dari Badar beliau bersabda:

“Kamu semua telah datang daripada tempat yang sebaik-baiknya. Kamu telah datang dari perang kecil menuju perang yang lebih besar.”

Umat Islam yang menjadi saksi betapa dahsyat dan besarnya Perang Badar pun terkejut dan bertanya pada Rasulullah, apa perang yang lebih besar dari Perang Badar itu?

Rasulullah saw pun menjawab: “Perang seorang hamba melawan hawa nafsunya”

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.