Puasa Ngetwit Dahlan Iskan

Jumat, 20 Agustus 2012 ini, sebagian umat Islam, terutama yang mengikuti Muhamadiyah memulai puasa. Berbeda dengan pemerintah yang memutuskan puasa besoknya, hari ini kalangan Muhamadiyah telah berpuasa karena yakin sudah masuk 1 Ramadan.

Bukan hanya orang Muhamadiyah saja yang mulai berpuasa hari ini. Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan rupanya juga memutuskan mulai berpuasa. Puasa menteri yang sepak terjangnya akhir-akhir ini jadi pemberitaan di mana-mana itu bukan puasa Ramadan, namun puasa bermain twitter alias ngetwit.

Mulai hari ini, Dahlan yang biasa ngetwit lewat akun @iskan_dahlan itu memutuskan akan puasa ngetwit selama bulan puasa. Dia tidak akan ngetwit, membalas atau merespon twit selama masa puasa itu. Hal itu ditegaskan Dahlan dalam akunnya, saat membalas twit followernya:

Ezy/dear followers: mhn ijin mulai puasa 20 Agt, sy tdk aktif di twitter: tdk baca dan tdk respons. @ezyanaechy: Ngfans berat saya dgn bpk

Selamat berpuasa (bsk/lusa). Mulai bsk sy matikan twitter sy selama bulan puasa. Mhn pamit semuanya! “@bagoeskezia: Marhaban ya Ramadhan bpk

Dengan keputusan puasa ngetwit itu, para follower Dahlan yang berjumlah 175,007 (saat pengumuman dibuat) harus rela ikutan puasa membaca twit pemilik Jawa Pos Group tersebut. Suasana TL (timeline) yang biasanya riuh oleh kicauan Dahlan juga mulai terlihat sepi. Maklum saja, sejak pertama kali ngetwit 12 April lalu, dia rajin sekali berkicau.

Bahkan saat tengah malam atau subuh kicauannya membanjiri timeline membalas para followernya. Bisa dibayangkan, orang yang rajin ngetwit tiba-tiba langsung hilang sama sekali. Tentu aka nada yang terasa beda, terutama para follower atau fans menteri yang sering dijuluki koboi ini.

Entah apa yang mendasari keputusan Dahlan untuk puasa ngetwit, mungkin dia ingin menjalankan ibadah puasa tanpa terganggu hiruk pikuk twitter. Maklum saja, di twitter apalagi akun politisi atau pejabat publik, pasti banyak serangan dan nada-nada nyinyir. Perdebatan, permusuhan, intrik, dan fitnah pun mewarnai sarana komunikasi dunia maya ini. Tentunya ada juga pujian, dan apresiasi yang berbaur menjadi satu di dalamnya.

Mungkin Dahlan ingin berpuasa dari itu semua. Dia mungkin ingin emosinya tak tergoda dengan hal-hal tersebut. Atau tergoda emosi menanggapi hal di twitter. Memang jika tidak hati-hati, twitter bisa menggiring pada percakapan yang bisa mengurangi pahala puasa. Juga merusak agenda pencitraan yang dibangunnya hehehe. Mungkin ini yang dihindari Dahlan, atau ada alasan lain, hanya dia yang lebih tahu.

Soal puasa ngetwit ini, sebelum Dahlan sudah banyak tokoh yang mencoba menjalaninya. Misalnya saja Komaruddin Hidayat (@komar_hidayat). Dia pernah coba berpuasa ngetwit dan mengungkapkannya di twitternya:

Sudah 10 hari sy berpuasa tdk membaca twitter, mulai besuk akan berpuasa tdk ngetwit entah sampai kapan.

Namun ternyata Komar tidak kuat puasa lama juga. Dia pun ngetwit lagi dan sempat disindir oleh followernya yang bernama Hifdzil Alim (@hifdzilalim):

Ngetwit lg, om. Berarti sdh rampung puasa twitnya? RT @komar_hidayat: Ada penyakit akut, tidak senang melihat orang lain sukses dan bahagia.Termasuk dlm kontestasi politik.Sgt menghambat kemajuan bangsa.

Selain Komar banyak juga orang yang coba berpuasa ngetwit, alasannya mencoba kembali produktif di dunia nyata, dan lain sebagainya. Ini karena selama ini twitter dianggap membuat banyak orang terlena dan lupa pada hal-hal penting seperti membaca, menulis, dan produktifitas lainnya.

Namun kenyataannya banyak orang yang coba puasa lama, bahkan berhenti dari kecanduan twitter berakhir dengan kegagalan. Lalu mereka ngetwit lagi. Bahkan ada yang coba berhenti atau puasa ngetwit sehari saja susah. Kalau pun ada yang berhenti lama, dikira benar-benar puasa atau berhenti ngetwit, eh ternyata lupa password atau tak bisa mengakses akun.

Ini tentu bisa dimaklumi, di era sekarang ini, twitter dan social media lainnya sudah menjadi sebuah kebutuhan. Pemakainya pun seolah sudah kecanduan. Lama tak ngetwit, serasa sakaw, ketinggalan smartphone serasa tertinggal separuh nyawa. Bahkan ada yang bilang mending ketinggalan dompet daripada ketinggalan hape.

Karena itu, puasa ngetwit akan menjadi tantangan tersendiri. Ini bisa juga dicoba untuk mengukur seberapa berat ketergantungan kita pada twitter. Makin berat, makin susah kita lama tak bersentuhan dengannya.

Jadi, beranikah anda puasa ngetwit?

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.