Saat membuka facebook dan akan mengupdate status, tiba-tiba di kolom status ada notifikasi –yang diikuti tour singkat- yang mengenalkan fitur baru. Ternyata facebook membuat fitur baru untuk update status.
Ada tiga fitur baru yang ditambahkan ke kotak update status facebook. Pertama adalah fitur untuk mentag nama teman di status kita. Fitur ini dinamai “who are you with?”. Ini penyempurnaan tag nama teman agar kita tidak perlu mengetik “@” lalu nama teman lagi. Kita cukup klik simbol “gambar orang dengan +” lalu mencari nama teman yang akan kita tag.
Fitur ke dua yang ditanamkan di kotak update status adalah fitur tag lokasi. Fitur dengan simbol pin lokasi ini dinamakan “where are you?” dan bersebelahan dengan fitur tag nama teman. Ini fungsinya menambahkan informasi lokasi di mana kita membuat status. Misalnya kita bikin status dan ingin diketahui bahwa status itu kita buat di Bali, maka klik iconnya dan akan muncul info lokasinya.
Terakhir adalah fitur filter. Fitur ini digunakan untuk memfilter siapa saja yang bisa melihat status kita. Mulai dari “public” artinya bisa dilihat siapa saja, “friends” atau hanya bisa dilihat teman kita, dan “custom” di mana kita bisa menseting siapa saja yang bisa melihat, mulai dari diri sendiri, orang tertentu, dan sebagainya.
Fitur baru fecebook itu, khususnya filter status, bisa dikatakan “meniru” fitur filter status Google+. Sebab Google sudah memiliki fitur yang difilter dengan Circle itu sebelum facebook membuatnya. Fitur filter status Google+ dengan Circle, bahkan merupakan salah satu keunggulan media sosial besutan Google itu.
Saya melihat hal ini seolah sebagai “balas dendam” facebook kepada Google+. Jika sebelumnya facebook “dibajak” Google+ dengan meniru habis facebook tapi dengan memberikan beberapa fitur yang tidak dimiliki facebook, kali ini facebook “balas dendam” dengan meniru fitur “plus” dari Google+. Langkah ini mungkin dilakukan facebook agar tidak ketinggalan dari pesaingnya itu.
Hal itu semua, menurut saya, semakin menunjukkan kuatnya fenomena tiru meniru antar developer aplikasi madia sosial. Ada kecenderungan meniru fitur competitor yang lebih bermutu untuk meningkatkan mutu aplikasi sebuah media sosial tertentu. Tiru meniru antara Google+ dan facebook bukan hal yang baru. Google+ juga meniru beberapa fitur twitter seperti +1 dan following. Selain itu dulu Friendster juga sempat mengubah tampilan seperti facebook, setelah pasarnya berhasil dibumi hanguskan facebook.
Ada juga Heello yang meniru twitter. Selain itu, aplikasi pihak ke tiga twitter juga gencar saling meniru fitur. Misalnya UberSocial (dulu UberTwitter), banyak meniru fitur Social Scope. Ini terjadi saat twitter menutup sementara UberTwitter, lalu user banyak yang pindah ke Social Scope. Saat UberTwitter muncul kembali jadi UberSocial, rupanya banyak fitur Social Scope yang ditiru.
Lantas bagaimana pandangan user media sosial melihat fenomena tiru meniru ini? Ternyata mayoritas user, seperti saya, cenderung tidak peduli. Bagi user media sosial tidak peduli apakah fitur itu meniru atau bukan, asal bagus maka akan dipakai. Lihat saja saat Google+ muncul dengan fitur plusnya yang tidak dimiliki facebook, banyak yang berbondong-bondong bergabung. Demikian pula dengan aplikasi lainnya, tak peduli meniru, asal membuat makin bermutu pasti akan dipakai.
Maka saat rame tiru meniru seperti itu, mungkin yang pusing adalah developer yang ditiru aplikasinya. Tapi bagi user, hal ini justru berkah, karena aplikasi akan menjadi semakin bermutu. Akan muncul banyak fitur bagus dampak dari persaingan. Jadi tiru meniru agar bermutu, kenapa tidak.
Tapi dampaknya banya yang jiplak alias kagak kreative,lama kelamaan orang akan bosan pada website dengan fitur yang standar