Awalnya saya cinta produk dalam negeri, dan hanya mau beli produk dalam negeri. Prinsip tersebut saya pegang cukup lama. Tapi kejadian malam itu mengubah pandangan saya.
Malam itu saya sedang buru-buru pulang. Jalanan kuningan yang macet dan para pengendara yang tidak mau mengalah membuat banyak waktu saya terbuang di jalan. Di saat sedang berjuang membelah macetnya Jakarta ini, tiba-tiba saya sadar bahwa bahan bakar motor saya mulai menipis.
Saya pun melipir ke Pom Bensin Pertamina terdekat. Lalu saya mengantri di antrian bersama mobil untuk beli bensin non subsidi yaitu Pertamax. Saya memang sudah lama memakai bensin non subsidi. Aalasan idealisnya, saya merasa mampu membeli bensin non subsidi jadi tidak perlu ikutan mengkonsumsi bensin bersubsidi, yang harusnya untuk orang tidak mampu. Kalau alasan praktisnya sih, bensin non subsidi kualitasnya lebih baik dan baik bagi mesin dan terasa mantab tarikannya.
Saat sedang antri, tiba-tiba saya tidak dilayani. Lalu saya bilang saya mau beli Pertamax. Petugasnya bilang bahwa motor harus antri dengan motor lain di bagian antrian motor. Padahal biasanya motor dilayani kalau beli pertamax di antrian mobil karena toh tidak banyak yang ngantri. Sementara yang di antrian motor semua beli Premium.
Petugas tetap ngotot tidak melayani dan meminta saya ke antrian motor yang panjangnya naudzubilah itu. Sedangkan mobil yang beli Premium yang merupakan bensin bersubsidi malah dilayani. Karena pelayanan yang tidak ramah dan tak punya banyak waktu, maka saya memutuskan tidak jadi membeli dan pergi ke Pom Bensin Shell.
Pertama masuk ke pom bensin Shell ini saya mendapat sambutan yang hangat dan ramah. Tidak perlu antri dan tidak dibeda-bedakan motor dan mobil. Bahkan ada motor butut pun dilayani dengan ramah. Belum lagi belakangan ada kartu member yang memberikan kita point setiap belanja bensin ke pom bensin ini.
Pengalaman tak mengenakkan dengan Pertamina tak hanya terjadi malam itu. Sebelumnya saya juga pernah dibentak oleh petugas Pom Bensin Pertamina di Perempatan Mampang. Cuma gara-gara motor saya salah menghadap. Ini juga karena waktu saya tanya di awal, petugasnya cuek semua. Eh begitu salah menghadap, satpamnya negur dengan nada keras dan songong. Petugas pengisi bensinya malah belain tingkah buruk temennya itu.
Ya sudah, sejak saat itu saya memutuskan untuk tidak lagi beli bensin di Pom Bensin Pertamina. Bukan karena saya tidak nasionalis, bukan juga karena saya tidak cinta produk dalam negeri. Ini semata cuma karena masalah pelayanan. Ini masalah penghargaan kepada konsumen yang menurut saya sangat penting dalam hal praktik jual beli.
Apa yang saya sampaikan ini tidak mencoba mengunggulkan Shell dan menjelakkan Pertamina. Saya bukan buzze-nya Shell. Ini cuma share pengalaman saja. Agar Pertamina ke depan makin bagus dan tidak ditinggal kabur pelanggannya.
Saya tidak sendiri, banyak teman saya juga mengalami apa yang saya alami. Mereka akhirnya juga melakukan seperti apa yang saya lakukan. Mereka pindah ke pom bensin lain, tak peduli lagi soal produk dalam negeri atau asing.
Tolong kasih tahu orang Pertamina, bahwa pelayanan di pom bensinnya masih kalah dengan pom bensing asing.
Tolong kasih tahu orang Pertamina, sebelum meminta orang menggunakan produk dalam negeri, pastikan petugasnya melayani “orang dalam negeri” yang belanja di sana dengan baik.
Tolong kasih tahu orang Pertamina, agar membenahi maslaah ini. Agar ke depan perusahaan kebanggaan bangsa ini bisa lebih baik dan sesuai slogannya: “Kita Untung, Bangsa Untung”, bukannya malah “Kita Untung, Pelanggan Buntung”.
Makanya orang itu ngikutin aturan.uda jelas ada aturan pengisian bbm kusus sepeda motor pake nyelak diantrian mobil.pertamina tidak akan ditinggal kabur pelanggannya.
Baca yg benar dong mbak.. itu biasanya kalau beli pertamax motor jg di lajur antrian bersama mobil yg beli pertamax, yg nyuruh petugasnya lo. tapi beda petugas beda perlakuan. di pom bensin pertamina lain juga boleh tuh. oh jadi tidak ada standard pelayanan di pom pertamina???
iya sih orang yang minum bensin bersubsidi yg bukan haknya seperti mobil-mobil mewah pasti tidak akan meninggalkan pertamina yg memanjakan mereka..
oh ya kelakuan petugas pom bensin pertamina yg gak ramah apa kabar?
Anda orang pertamina ya? tolong bilangin bos anda ya..
Saya rasa ini cuma petugasnya yg rada2.. tp tentu saja Pertamina jg bertanggungjawab terhadap kedisiplinan untuk SPBU agar taat pd aturan2 yg ditetapkan.. tp ya namanya jg Indonesia, aturan kebanyakan wacana aja..
Sori 2 say, tp Anda termasuk orang yang kebetulan apes bertemu petugas yang lagi “dapet” pada jam sibuk..
halahhh pertamina tuu memang selalu begituu mas
saya make shell yang berpengalaman lama enak dan ramah
sedangkan pertamina kaloo bensin luber aja gga dilap-in dibiarin gtuu aja
memang dehh susah sama orang yang cuma makan gaji buta